Hallo - Hallo kembali lagi dengan cerita Cinta Ini Untukmu banyak waktu yang dihabiskan untuk mencari ide serta menulisnya. Jadi kalau kalian punya saran dan tambahan ide untuk cerita ini, author mohon untuk tak segan - segan mengomentariya. Serta tak lupa pula untuk menglike dan membagikan cerpen ini kepada para pecinta cerpen OK
Happy reading to all
Karin tak henti - hentinya mondar - mandir di kamarnya, mencoba mengingat apa yang dilakukan Daren sesaat sebelum Daren mengucapkan selamat tidur.
"Tidak tidak tidak tidak" Terlihat Karin bergumam sambil menggelengkan kepalanya berkali - kali sambil terus mondar - mandir.
"Iya iya iya iya hanya itu, iya aku yakin hanya itu" Kini Karin terlihat menganggukan kepalanya berkali - berkali sambil berhenti dan melihat kearah atas dengan kening yang berkerut dalam.
"Ach, apa sih yang tadi dia lakukan" Pekik Karin sambil menarik rambutnya frustasi karena tidak bisa mengingat perbuatan Daren kepadanya.
Akhirnya karena merasa lelah bermondar - mandir Karin memilih duduk ditepi ranjangnya lalu menghela napas lelah, kemudian kejadian itu berputar kembali diingatannya.
Daren yang tadinya tertawa mengejek Karin kini diam dengan mata coklat tajam sedang memandangnya, Karin yang kesal karena dikerjai Daren tidak bisa melontarkan kekesalan kepada nya yang seakan menghipnotis Karin dengan tatapan elang milik mata coklat itu. Daren terus mendekatkan wajahnya kearah wajah Karin hingga jarak diantara keduanya sangat dekat, saat semuanya menjadi seolah berhenti dan Karin tak bisa menggerakkan anggota badannya karena tatapan Daren, sedangkan Daren sudah sangat dekat membuat Karin hanya bisa menutup mata dan tidak bisa memikirkan apa yang akan terjadi.
Dalam keadaan mata tertutup Karin bisa merasakan hembusan napas Daren diwajahnya dan seketika itu ia merasakan tipukan ringan di puncak kepalanya membuatnya membuka mata dan melihat Daren menjauhkan wajahnya sambil bergumam selamat tidur dan beranjak pergi meninggalkannya sambil tersenyum penuh kemenangan. Karin yang belum tersadar dari atmosfir yang baru saja terjadi hanya bisa membalas Daren dengan terbata - bata. "See..sela...mat tidur" Ucapnya lalu melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.
"Ya aku yakin hanya itu, jadi tidak terjadi apa -apa antara aku dan Daren. Dia hanya mengerjaiku saja" Pekik Karin dengan semangat lalu menjatuhkan badannya diatas kasur yang berada dibelakangnya.
Dipagi hari saat sarapan Karin hanya bisa tersungkur di meja makan saat semua anggota keluarganya sedang menikmati makanan mereka, untung saja ini hari minggu jadi dia bisa bebas bangun siang. Gara - gara memikirkan kejadian semalam membuatnya tidak bisa tidur sampai menjelang fajar.
"Kamu kenapa sayang?? Ko' jam segini masih ngantuk?" Tanya sang Mama ada sedikit kekhawatiran. di suaranya. Bukannya menjawab Karin hanya memalingkan wajahnya agar melihat sang mama tanpa mengangkat kepala dari meja makan.
"Kamu sakit?" Kini Papanya yang bertanya kepada Karin dengan nada cemas yang sama, Karin hanya menggeleng lemah tanpa bisa membuka matanya.
"Pasti semalam begadang sambil membaca novel ya?" Tanya sang Mama membuat Karin membuka matanya.
"Nggak baik ach baca novel sampai malam begitu, nanti Papa bakar semua novel kamu loh" Ancam sang Papa sambil mengambil kue yang ada di piring.
"Karin begadang bukan karena baca novel pah, tapi Karin memikirkan" Jawab Karin sambil sedikit mengangkat kepalanya dan menatap Daren yang sedang asyik memakan roti bakarnya, menyadari tatapan Karin membuat Daren menatapnya dengan alis terangkat, secara reflek Karin menundukkan kepalanya karena salah tingkah saat matanya bertemu pandang dengan mata Daren dan membuat dahinya terbentur meja makan.
"Aduuuh" Gumam Karin sambil mengusap - usapkan dahinya, anggota yang lain hanya bisa geleng - geleng kepala karena tingkah laku Karin, sedangkan Daren tersenyum simpul melihatnya.
"Emang kamu memikirkan apa?" Tanya sang Papa dengan nada intimidasi yang biasa dia lakukan bila penasaran dengan aktifitas Karin.
"Bukan apa - apa ko' pah, bukan sesuatu yang penting" Jawab Karin cepat sambil memakan roti bakar yang ada didepannya untuk mengalihkan perhatian papa agar tidak bertanya lebih lanjut tentang masalah yang sedang dipikirkan Karin.
"Bisa gawat kalau Papa tanya - tanya lagi. Bisa - bisa tanpa sadar aku menceritakan kejadian semalam" Gumam Karin sambil menggigit rotinya cepat - cepat.
Mau tak Papa Karin diam dan tak bertanya lebih lanjut kepada anaknya yang sedang makan, lalu kembali memasukkan roti bakar kedalam mulutnya.
"Tante" Panggil Daren kepada Mama Karin, membuat semua mata menatapnya.
"Kenapa Daren?" Tanya mama Karin,
"Aku mau mnta ijin pergi sebentar boleh?" Ucap Daren yang dibalas dengan anggukan mama Karin.
"Mau ditemenin Karin?" Usul sang Mama yang membuat Karin tersedak dan menatap mamanya dengan tatapan protes. Namun tak ada suara protesan yang keluar dari mulut Karin karena mulutnya penuh dengan roti.
"Nggak perlu tante, Daren bisa sendiri ko'. Lagi pula Karin kayaknya masih ngantuk" Ucap Daren sopan dan dihadiahi tatapan setuju oleh Karin.
"Ya sudah, kamu ati - ati dijalan. Kalau kamu mau bawa sepedanya Karin bawa saja. Biar nggak jalan kaki dari sini ke depan komplek" Kata Papa Karin yang dibalas dengan ucapan terima kasih Daren.
****
Daren memutuskan untuk pergi ke sebuah toko buku untuk membeli komik naruto edisi terbaru, saat dia tau kalau edisi terbaru komik naruto sudah ada di semua toko buku di wilayah tempat tinggalnya.
Merasa senang karena komik yang ia cari sudah ada di depannya membuatnya lupa ada seseorang yang sedang mengawasi dan menimbang - nimbang antara menghanpirinya atau tidak, namun gadis itu memutuskan untuk menghampiri Daren.
"Hai" Sapa sang gadis saat ia sudah berada disebelah Daren, membuat Daren menengok kearahnya dan tersenyum simpul kepada sang gadis.
"Suka komik juga?" Tanya sang Gadis yang dibalas dengan anggukan Daren.
"Kamu sendiri sedang apa disini?" Tanya Daren kepada sang gadis. Gadis itu tersenyum lebar sambil mengangkat tangannya yang membawa sebuah buku novel.
"Beli novel. Kamu sudah selesai belanjanya? Apa ada yang mau kamu beli lagi?" Tanya sang gadis dengan masih tersenyum ceria karena tak menyangka bisa menyapa Daren seperti ini.
"Aku cuma mau beli ini, tapi mau pulang langsung malas juga. Mungkin mau jalan - jalan sebentar" Jawab Daren sambil memilah - milah mana yang akan ia pilih.
"Gimana kalau kita ngobrol dulu di taman kota deket sini" Tawar sang gadis dengan harap - harap cemas membuat Daren menaikkan alisnya seolah - olah menimbang - nimbang perkataan sang Gadis "Ya itu pun kalau kamu nggak keberatan sih" Lanjut sang gadis sambil mengusap rambut dan menundukkan kepalanya.
"Ok, boleh juga idenya!" Ucap Daren santai lalu kembali sibuk dengan memilih komik, sedangkan ekspresi sang gadis berbanding terbalik dengan Daren karena terlalu senang membuatnya hampir melompat kegirangan namun buru - buru tersadar saat Daren menatapnya dengan kebingungan.
"Ayo kita bayar ke kasir, lalu pergi ke taman kota Sar!" Ajak Daren yang dibalas dengan anggukan oleh Sarah yang mengikutinya ke arah kasir sambil tersenyum lebar.
Sarah duduk sedang menunggu Daren disalah satu tempat duduk di taman kota, ia benar - benar tak percaya bisa mengobrol dengan Daren saat ini, padahal dari dulu Daren melihatnya saja pun tidak, apalagi mau mengobrol dengan Sarah!. Kejadian ini membuatnya tersenyum - senyum dengan lebar andai saja tak ada Daren didekatnya ia akan melompat - lompat sambil berputar - putar karena terlalu senang.
Saat sedang asyik - asyiknya dengan pikiran yang ada di kepala Sarah sebuah tangan sedang menyodorkan minuman kepada Sarah membuat mendongak untuk melihat siapa yang menyodorkan minuman itu. Sebuah senyuman simpul yang membuat hati Sarah berbunga - bunga terlihat jelas di bibir seseorang yang menyodorkan minuman itu.
"Kenapa bengong, ini ambil" Suara itu membuatnya tersadar lalu buru - buru Sarah mengambil minuman yang disodorkan kepadanya. Membuat Daren tersenyum lalu duduk disamping Sarah yang hanya menunduk.
"Tadi kenapa senyum - senyum?" Tanya Daren membuat Sarah menatapnya lalu menunduk kembali karena salah tingkah.
"Nggak apa - apa" Gumamnya lirih namun masih bisa didengar oleh Daren, dan dibalas dengan ohh oleh Daren.
Daren membuka tas berisi komik yang tadi dia beli lalu melirik Sarah yang sedang mengamati minuman yang ia berikan. Terlihat jelas Sarah mengernyit lalu menghembuskan napas pelannya.
"Kenapa? Nggak suka rasa coklat?" Tanya Daren membuat Sarah menatapnya dan merasa tidak enak.
"Dibandingkan dengan rasa coklat, aku lebih suka rasa strawbery" Ucap Sarah lemah yang membuat kening Daren berkerut.
"Aku minta maaf karena tidak tau kalau kamu nggak suka rasa coklat, Ku pikir kebanyakan cewek suka coklat, jadi aku membeli yang rasa coklat. Apa mau aku belikan lagi?" Tawar Daren langsung dibalas dengan gelengan Sarah.
"Tidak usah, aku bukannya nggak suka sama coklat hanya nggak terlalu suka. Lagi pula mubazirkan kalau beli lagi, yang satunya untuk siapa!" Jawab Sarah yang hanya dibalas dengan senyuman simpul Daren lalu Sarah meminum minuman itu, sedangkan Daren kembali fokus pada komik yang baru saja ia beli.
Suasana hening karena diantara mereka tidak ada yang berbicara membuat Sarah berpikir keras agar menemukan topik yang bisa membuat mereka berbincang kembali, karena dirasa Daren tidak ingin mengajaknya berbicara.
"Hem, Daren komik apa yang kamu suka?" Tanya Sarah membuat Daren memilriknya sekilas lalu kembali fokus pada komiknya.
"Aku suka semua komik manga terutama yang bergenre petualangan. Tapi kalau yang paling suka ya naruto" Jawab Daren tanpa mengalihkan pandangannya dari komik.
"Owh kalau aku lebih suka fairy tail dari pada naruto" Kata Sarah yang membuat Daren meliriknya.
"Owh ya! Kalau Karin komik apa yang dia suka?" Tanya Daren penasaran sambil memandang Sarah sepenuhnya.
"Kalau dia mah maniak bacaan. Semua bacaan dia suka termasuk komik - komik. Tapi yang paling dia suka novel karya Habiburahman elshirazy yang terkenal itu" Jawab Sarah yang dibalas dengan anggukan Daren.
Mereka pun kembali terdiam saat Daren kembali fokus kepada komiknya, membuat Sarah bingung harus mencari topik apalagi untuk membuat obrolan, sedangkan Daren terlihat sangat fokus kepada komiknya dan tidak mengindahkan keberadaan Sarah.
"Aku memang senang berada didekatnya, tapi kalau seperti ini sama saja antara ada dan tidak adanya aku" Pikir Sarah merasa kesal karena sikap Daren yang tidak mengindahkannya,
Sarah melirik jam tangannya lalu bangkit dari tempat duduk sambil memandang Daren, merasakan ada gerakan disampingnya membuat Daren menoleh dan melihat Sarah yang sudah berdiri.
"Hem, aku pamit dulu Daren karena ada urusan" Kata Sarah berpamitan saat Daren melihatnya dengan kening berkerut " Terima kasih atas minumannya" Lanjut Sarah yang dibalas dengan anggukan Daren. Lalu ia beranjak meninggalkan Daren setelah beberapa langkah Sarah berbalik menghadap Daren.
"Bye Daren" Kata Sarah sambil melambaikan tangannya kepada Daren.
"Bye" Balas Daren sambil tersenyum simpul lalu Sarah berbalik dan meninggalkannya.
Daren pun merapikan tas belanjaannya lalupergi meninggalkan taman kota.
****
Beberapa murid sedang mempelajari tugas yang diberikan oleh guru mereka, semuanya sedang membaca judul - judul buku yang akan mereka bahas untuk tugas.
"Oke semuanya sudah mendapatkan catatan buku - buku apa harus kalian resensi. Ini tugas kelompok jadi sekarang silahkan kalian membuat kelompok masing - masing terdiri dari tiga orang" Perintah sang Guru kepada semua siswa yang berada di kelas bahasa.
Karin terlihat antusias menoleh kearah Sarah dan hendak mengajak Sarah untuk satu kelompok dengannya dan Gina, namun Sarah lebih dulu bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri siswa lain yang berada dibarisan belakang.
Tampak raut kekecewaan tergambar jelas di wajah Karin yang benar - benar tak tau lagi harus bagaimana menghadapi Sarah yang memang sedang menghindarinya. Gina yang menyadari kekecewaan Karin hanya mengusap tangan Karin sambil tersenyum dengan tatapan memberi semangat, membuat Karin berusaha membalas senyumannya meski harus dipaksakan.
"Eh kalian kekurangan anggota kan? Boleh aku gabung sini?" Tanya Lena yang menghampiri Karin dan Gina lalu dibalas dengan anggukan keduanya.
"Tentu saja boleh" Jawab Gina nampak antusias sedangkan Karin hanya bisa mennghela napas memikirkan sikap Sarah yang benar - benar berubah kepadanya.
"Semoga saja Sarah bisa kembali seperti semula" Gumam Karin sambil menengok kearah Sarah yang kini duduk dideretan belakang. Lalu kembali fokus pada penjelasan guru mereka.
Saat Karin sedang fokus kepada penjelasan guru, Sarah menatap Karin dengan tatapan yang tidak bisa dibaca, entah apa yang dipikiran Sarah saat ini, sambil memandangi Karin dari belakang Sarah menekan pensil yang berada di tangannya lebih erat dari biasanya membuat pensil itu terpotong sendiri, menyadari hal itu membuat Sarah sadar lalu menghela napas pelan.
Jam istirahat telah berbunyi menandakan berakhirnya pelajaran diskusi tentang tugas mereka, semua siswa mulai berhamburan tak terkecuali Karin dan Gina serta Sarah yang mendahului mereka.
"Sar" Panggil Gina, membuat Sarah berhenti lalu tersenyum kepada Karin dan Gina.
"Katanya kemaren kamu mau mengajak aku menemui Pak Gito? Ayo kita bareng kesana!" Ajak Gina membuat kening Karin dan Sarah berkerut.
"Emang mau ngapain Gin?" Tanya Karin yang tidak tau menahu tentang rencana Gina.
"Oiya Gina lupa kasih tau kamu, kalau Gina mau ngikutin lomba bikin karya tulis Untuk itu Gina disuruh menghadap ke Pak Gito guru bahasa indonesia. Sekaligus sebagai panitia perwakilan dari sekolah kita untuk lomba tersebut. Jadi Gina mau daftar kepada beliau, Kalian harus nemenin Gina untuk ketemu beliau ya!" Jawab Gina dengan antusias, namun tak seperti Sarah yang merasa terbebani tentang rencana mereka untuk bertemu dengan pak Gito.
"Hem Gin, mending kamu sama Karin aja deh, soalnya aku ada urusan" Kata Sarah mencoba mencari alasan untuk mengecoh Gina.
"Ko' gitu? Kamu kan udah janji mau nganterin Gina" Kata Gina tidak mau menerima alasan dari Sarah, Karin yang mengetahui bahwa Sarah enggan bersamanya berinisiatif untuk tidak ikut bersama mereka.
"Aduh, aku hampir lupa Gina!" Pekik Karin sambil menabok jidatnya membuat Gina dan Sarah memandangnya sambil mengkerutkan kening.
"Aku buru - buru! Daah Gina" Kata Karin sambil berlari menjauh dari mereka, membuat Gina yang sudah membuka mulut untuk protes kembali mengatupkan mulutnya karena Karin sudah menghilang di belokan.
"Ach gimana sih Karin" Ucap Gina kecewa
"Ya sudah biar aku yang temenin kamu" Ucap Sarah lalu dibalas dengan anggukan lemah Gina.
"Padahal aku ingin menyatukan mereka" Pikir Gina dalam hati sambil menghela napas.
****
Disinilah Karin berada, duduk diam di taman sekolah depan lapangan sambil menopang dagu dan mengayun - ayunkan kakinya yang mencapai rerumputan.
"Harusnya tadi aku nggak bersikap kayak gitu!" Gumam Karin sambil mengerucutkan bibirnya, tanpa Karin sadari ada dua orang yang memperhatikan tingkah lakunya sambil tersenyum simpul, dua orang dari arah berlawanan lalu mereka juga beranjak dari tempatnya memperhatikan Karin.
Daren berinisiatif membelikan Karin milk shake coklat kesukaannya saat dia melihat Karin sedang duduk termenung di taman, cepat - cepat ia bergegas ke kantin dan mengantri untuk membeli milk shake yang masih padat dengan pembeli.
"Rasa coklat satu, capuccinonya satu" Ucap Daren saat antrian yang didepannya sudah menghilang.
Tak berapa lama Daren sudah menenteng dua gelas plastik berisi milk shake rasa coklat dan milk shake capuccino. Dengan senyum simpul dan langkah lebar Daren kembali ke tempat taman dimana Karin duduk sambil termenung. Setelah melihat Karin masih duduk sendirian, dengan langkah tegap namun terlihat santai ia menghampiri Karin tanpa senyuman ada dibibirnya, saat tinggal beberapa langkah Daren bisa menggapai Karin, langkahnya terhenti ketika Daren melihat seseorang berdiri sambil menyodorkan milk shake rasa coklat seperti yang ia bawa.
"Milk shake rasa coklat untuk orang yang sedang galau" Ucap cowok itu yang bisa didengar Daren, dan Daren bisa melihat Karin mendongak.
"Sok tau" Jawab Karin singkat, namun tak urung menerima minuman itu lalu mengesapnya.
Entah sejak kapan langkah Daren mundur membuatnya semakin menjauh namun masih dengan tatapan terarah kepada Karin dan Bayu yang sedang duduk bersampingan dengan raut Karin yang kini berubah menjadi ceria. Daren mundur beberapa langkah membuatnya tak menyadari ada seseorang yang berada di belakangnya.
"Aduh" Keluh gadis itu karena tertabrak tubuh Daren, membuat Daren langsung berbelok untuk menghadap seseorang yang telah ditabraknya.
"Maaf aku nggak sengaja" Ucap Daren meminta maaf, Gadis itu hanya tersenyum simpul kepadanya.
"Nggak apa - apa ko' mungkin salahku juga yang nggak liat kamu. Kalau tau kamu mau nabrak aku. Aku kan bisa menghindar" Ucap Gadis itu masih tersenyum manis dihadapan Daren yang dibalas dengan senyum simpul semata."Kamu beli minuman dua, untuk siapa?" Tanya Gadis itu merasa heran karena Daren membawa dua gelas plastik.
Tersadar akan minuman yang tadinya ia beli untuk Karin membuat menunduk lalu memandang Sarah yang kini ada didepannya secara bergantian." Ini untuk kamu" Kata Daren sambil mengacungkan minuman didepan Sarah, Sarah menerima minuman itu dengan kening berkerut apalagi saat Daren melewatinya begitu saja.
"Aku kan nggak terlalu suka coklat" Gumam Sarah sambil memandangi minuman yang kini ada ditangannya lalu matanya menatap seseorang yang berada di tengah taman yang sedang asyik bercengkrama dengan orang yang ada disebelahnya, membuat Sarah memicingkan mata lalu seakan dia mengerti kenapa Daren memberikan minuman itu.
"Harusnya dia tau itu!" Dengan nada kesal dan gerakan kasar Sarah melempar gelas yang Daren berikan ke tempat sampah lalu pergi menuju kelasnya.
****
Berkali - kali Bayu mencoba melawan Daren saat ini dengan tenaga yang ia miliki. Namun berkali - kali pula ia terjatuh akibat perlawanan Daren.
"Aduuh gila loe bro!" Umpat Bayu sambil berusaha bangkit dan mengangkat tangannya tanda menyerah.
"Masa kaya gitu aja kamu nggak bisa baca perlawanan lawan sih" Kata Daren sambil melangkah menuju tempat istirahat.
"Yee, aku pasti kalah lah sama kamu" Ucap Bayu sambil duduk disebelah Daren lalu mengambil handuk untuk mengelap keringat yang sudah membanjiri baju taekwondonya.
Daren hanya memutar bola matanya sambil masih mengelap keringat yang ada di lehernya, mereka sedang berada di ruang aula karena hari ini ada latihan. Sambil menunggu iseng - iseng mereka melakukan duel dengan kekalahan telak yang dialami Bayu membuat mereka berhenti untuk beristirahat.
"Aku yakin kalau kamu pasti bisa menang di kejuaraan tingkat karesidenan nanti Ren" Kata Bayu lalu meneguk air mineral dari tasnya.
"Aamiin mudah - mudahan saja" Ucap Daren singkat sambil mengelap mulutnya dengan handuk.
Mereka kembali terdiam sambil berusaha mengatur napas mereka masing - masing.
"Daren" Panggil Bayu tiba - tiba membuat Daren memandangnya sekilas lalu kembali fokus ke arah depan.
"Kenapa? Kalau mau tanya. Tanya aja" Jawab Daren membuat Bayu tersenyum simpul kepadanya
"Menurut loe Karin itu orangnya kaya gimana?" Tanya Bayu yang kini membuat Daren memandangnya penuh perhatian.
"Tumben tanya pendapatku tentang cewek" Jawab Daren keheranan, Bayu hanya terkekeh menanggapinya.
"Habisnya kamu yang sering bersamanya, dan tinggal bersamanya" Ucap Bayu sambil memandang Daren penuh minat.
"Cuma tinggal bersamanya. Nggak selalu bareng dengannya" Protes Daren karena seolah - olah dia selalu berada disisi Karin padahal kenyataannya enggak selalu begitu.
"Ya aku tau. Aku beneran penasaran sama dia" Lanjut Bayu sambil mengalihkan pandangannya kearah depan.
"Kamu bisa nilai sendiri dia kaya gimana" Jawab Daren sambil menerawang "Dia yang selalu menunduk bila salah tingkah, akan berteriak jika shok, tidak akan memperhatikan sekitarnya jika dia sedangkan fokus" Daren berhenti mengucapkan kebiasaan - kebiasaan Karin yang ia ketahui sambil membayangkannya. Bayu yang mendengarnya pun ikut membayangkan juga.
"Akan merajuk jika sudah penasaran, tidak peduli dengan penampilan dan akan tetap protes kepada keputusan mamanya yang tak ia sukai, dan satu lagi yang menonjol darinya" Ucapan Daren terhenti lalu ia memandang Bayu.
"Akan sangat mudah membaca pikirannya jika kita melihat kedalam matanya" Ucap Bayu dan Daren secara bersamaan membuat mereka terdiam lalu tertawa bersama.
"Ku pikir kau menyukainya?" Tanya Bayu disela tawanya dengan hati - hati sambil memandang Daren dengan was - was.
"Aku pikir juga begitu" Jawab Daren membuat Bayu menunduk dan memalingkan pandangannya seketika tawanya terhenti.
"Aku jujur sangat menyukainya sebagai sahabat tdak lebih" Lanjut Daren yang membuat Bayu kembali memandangnya.
"Kau yakin cuma sebagai sahabat?" Tanya Bayu membuat Daren menatap kedalaman mata Bayu.
"Untuk saat ini, aku menyukainya sebagai sahabatku. Tidak lebih" Ucap Daren tegas membuat senyuman ceria dibibir Bayu.
"Kalau begitu kau tak keberatan bila aku jatuh cinta padanya" Ucap Bayu tak kalah tegas membuat Daren hanya diam dan merasa tak percaya.
To be Continue.
Eyaaaah Bayu udah ngaku sama Daren kalau dia memang jatuh cinta pada Bayu.
dan sekarang gimana sih sebenarnya perasaan Daren kepada Karin. Dan gimana pula perasaan Karin kepada Daren dan Bayu??
Bagi sarannya donk biar ada ide lagi buat nulis kisah ini :-)
1 comments:
kok bayu suka bayu? ya karinlah gimana sih
Post a Comment