Astri berjalan menuju koridor dengan muka cemberut sambil menatap surat ijin masuknya. Kemudian Ia mengetok pintu kelas yang sudah ada dihadapannya.
Guru yang mengajar Astri pun mempersilahkan Astri untuk duduk dan mengikuti pelajarannya.
"Loe ko' tumben sih As telat? Biasanya kan selalu on time?" Tanya Nina yang duduk disebelahnya dengan berbisik, karena tak ingin mengganggu pelajaran.
"Udah ceritanya nanti aja, kalau pas istirahat ya!" Jawab Astri sambil mengambil buku pelajarannya, dan mulai konsen dengan pelajaran yang sedang berlangsung.
Bel berbunyi menandakan jam pelajaran usai dan kini tiba saatnya untuk jam istirahat.
"Ceritain donk As, tadi kenapa loe bisa telat" Tanya Nina yang udah nggak sabar pengen denger ceritanya Astri.
"Kalau masalah telat sih, gara - gara nyelesain tugas mading ini yang belum kelar" Jawab Astri sambil mengangkat besarnya.
"Cuma yang bikin gue sebel karena" Kalimat Astri menggantung saat melihat sosok Rey yang melewati kelas mereka dan juga karena bunyi kerongkongan perut Astri yang belum diisi makanan sejak tadi pagi.
"Karena apa?" Tanya Nina dengan raut muka penasaran, tapi dia tak menyadari bunyi perut Astri.
Sesaat Astri menghela napas dan memandang wajah Nina,
"Sejak kapan sih si Nina ketularan Rena yang punya rasa ingin tau yang tinggi" Gumam Astri dalam hati.
"Kekantin yuk, gue laper!" Ajak Astri sambil berdiri
"Lah ko' kekantin katanya loe mau cerita" Hadang Nina sebelum Astri melangkah
"Iya tapi gue laper banget, gampang nanti aja ceritanya setelah ke kantin" Jawab Astri yang kini sudah melangkah meninggalkan kelas menuju kantin tak menghiraukan tatapan penasaran Nina.
***
Di kantin sudah ramai dengan anak - anak yang ingin mengisi perut mereka, namun masih ada meja yang kosong duduk Astri dan Nina duduk.
"Syukurlah masih ada yang kosong" Kata Astri sambil duduk di meja tersebut, Nina pun mengikutinya.
"Biar gue aja ya yang mesen makanan, lho seperti biasa kan?" Tanya Nina yang dibales dengan anggukan Astri.
Pada saat itu gerombolan Rey dateng dengan teman - temannya. Seperti biasa jalan ala Rey yang lebih suka dibarisan paling belakang dan sendiri dari pada harus berjejer dengan teman - temannya dan selalu dengan tangan yang dimasukan kedalam saku celana.
Sejenak Astri memperhatikan mereka lewat dan tak disangka mata Rey dan Astri bertemu pandang, membuat Astri diam terpaku dengan detak jantung yang lebih cepat dari biasanya.
Namun mata Astri langsung beralih untuk memandang yang lain agar ia biasa menguasai diri dan kemudian menghela napas panjang dan di keluarkan pelan - pelan.
"Ni pesenan loe" Kata Nina tiba - tiba yang muncul membawa pesenan mereka,
"Makasih Nin" Balas Astri sambil tersenyum "Oh ya Rena mana dari tadi ko' belum keliatan ya".
"Tau tuh anak, tadi lum nyamperin kita dikelas, mungkin lagi nyari wangsit kali" Jawab Nina sekenanya sambil mengaduk - aduk mie ayamnya.
"Wangsit apaan? Tanya Astri
"Wangsit gosipan hahahah" Jawab Nina dengan terkekeh yang diikuti oleh Astri juga.
Mereka pun menikmati makanan mereka masing - masing dengan diam, lalu Nina memandang belakang Astri dan yang ternyata adalah Rey yang juga sedang memandangnya Nina pun salah tingkah dan langsung menunduk tak berkutik.
Memang Rey itu tipikal orang yang punya kharisma tersendiri, siapapun bisa terobsesi jika berhadapan dengannya, namun sikap cuek dan juteknya membuat para gadis males menghadapi Rey. Walau begitu tetap saja Rey orang cukup bisa menarik perhatian para cewek.
"Kenapa kamu Nin?" Tanya Astri yang merasakan keanehan dari sahabatnya itu.
"Eh nggak apa - apa ko'" Jawab Nina namun matanya kembali curi - curi pandang dengan sosok yang ada di belakang Astri.
Astri pun menoleh ke belakang karena penasaran dengan apa yang menjadi perhatian sahabatnya itu. Ia pun melihat Rey yang sedang asyik dengan minumannya tanpa mempedulikan Astri dan Nina yang kini sedang menatapnya.
Astri kembali ke posisinya menghadap Nina dan menghela napas pada saat itu juga Rena datang dan langsung meminum minuman Astri tanpa permisi kepada pemiliknya terlibih dahulu.
"Gila haus banget gue" Kata Rena setelah meletakkan minuman Astri yang kini telah habis karenanya.
Astri hanya bisa geleng - geleng kepala melihatnya.
"Emang loe dari mana sih? kaya habis lari - lari gitu" Tanya Nina yang menggeser tubuhnya karena permintaan Rena yang ingin mendapatkan tempat duduk.
"Gue nggak habis lari - lari tapi gue cuma ngerasa panas n haus aja" Jawab Rena sambil mengkipaskan - kipaskan kertas yang ada di tangannya.
Astri dan Nina pun ber ohh ria mendengar penjelasan Rena.
***
Karena ada rapat OSIS dadakan Rena, Astri dan Nina pun tak bisa pulang langsung dan malah terdampar diruang rapat osis.
"Oiya Astri loe kan tadi katanya mau cerita yang bikin loe sebel pas telat?" Tanya Nina tiba - tiba saat mereka sedang menunggu rapat dimulai dengan memilih untuk mengrumpi ria dari pada ngantuk karena memang jam - jamnya ngantuk
"Emang gue belum cerita ya?" Tanya Astri yang langsung mendapat tatapan "Ditanya ko' malah balik nanya" dari Nina.
"Emang Astri sebel kenapa Nin?" Tanya Rena dengan nada polos tanpa dosa
"Ren, Ren kalau gue tau ya gue tadi nggak bakal nanya ma Astri donk" Jawab Nina yang gemes dengan Rena.. Rena hanya ber ohh saja, yang semakin membuat gemes Nina dan Astri hanya tersenyum melihat mereka berdua.
"Nanti aja lah nyeritainnya, lagian rapat udah mulai tuh" Kata Astri setelah mendapat tatapan geram Nina.
Rapat pun dimulai, mereka membicarakan tentang pengadaan Bazar siswa yang sering diadakan oleh sekolahnya.
berhubung Astri dan teman - temannya sekarang sudah kelas 2 jadi mereka yang harus mempersiapkan Bazar tersebut.
"Sepertinya kita harus mencari anggota baru yang bisa berpotensi untuk menjadikan bazar ini lebih rame dari tahun - tahun sebelumnya" Kata Arya sang ketua OSIS
"Gue setuju untuk itu, apalagi orang yang kita rekrut punya kolega di pihak luar pasti mudah untuk promosinya" Jawab Adan sebagai anggota OSIS lainnya.
"Gimana kalau ketua dari ekstra musik aja, pasti kalau ada band kan lebih seru tuh bazarnya" Usul Keisha yang mempromosikan Rey sebagai calon ketua OSIS dadaknya.
"Ye, dia mah mintanya bareng ma Rey terus, udah satu kelas bareng ditambah satu anggota OSIS pula, udah deh pacaran mulu jadinya" Cibir Nina dengan nada yang merendah.
"Yee Nin, elo itu salah Rey ma Keisha nggak pacaran ko'" Rena menimpali cibiran Nina, geraman Nina semakin bertambah sama sahabatnya itu.
Nina inget banget kalau baru kemaren Rena bilang mereka pacaran sekarang malah menyalahkan Nina.
"Lah bukannya kemaren loe bilang kalau mereka itu pacaran ya" Tanya Nina kepada Rena.
"Iya, tapi ternyata gosip itu salah, Keisha yang suka sama Rey, tapi Rey nggak menanggapi Keisha sama sekali" Terang Rena, hampir aja Rena mendapat jitakan jika tak ada Astri yang melerai mereka dan panggilan ketua OSIS kepada Astri dan menyerahkan tugas untuk mengajak Rey bergabung dengan OSIS karena jabatan Astri sebagai panitia HUMAS.
Astri hanya bisa menghela napas akan tugas itu, harusnya ia seneng karena bisa ngobrol bersama pangerannya, namun karena rasa kesalnya terhadap Rey gara - gara masalah tadi pagi ia jadi sedikit males untuk mengobrol sama Rey.
***
Setelah rapat selesai Astri pun keluar mencoba mencari - cari sesosok Rey, apakah dia sudah pulang atau belum. Karena hari ini bertepatan dengan jadwal ekstra musik yang diselenggarakan di sekolah.
Astri dan temen - temen pun langsung menuju ruang musik, siapa tau Rey ada disana. Untung saja si Rey masih di ruang musik jadi Astri bisa langsung bicara sama Rey.
"Ehem, boleh ngomong nggak?" Kata Astri yang diikuti oleh Nina dan Rena sambil langsung masuk ke ruang musik tanpa permisi dahulu.
Rey yang saat itu sedang duduk dan sedang menyetel sinar gitar cuma melirik Astri, kemudian asyik kembali dengan gitarnya.
"Kita boleh ngomong sama loe nggak" Tanya Astri sekali lagi karena merasa dicuekin, Nina dan Rena pun geram dengan sikap Rey yang tak mempedulikan mereka sama sekali.
"Gitarnya lebih penting dari pada kita ya" Gumam Rena polos kepada Nina yang diam saja, Rey pun hanya tersenyum sinis.
"Ya udah kalau mau ngomong aja" Kata Rey dengan masih tetep asyik sama gitarnya.
"Loe mau nggak gabung ke OSIS, karena Arya merekomendasikan elo untuk gabung di osis" Kata Astri dengan nada yang tenang.
"Kenapa harus gue?" Jawab Rey masih dengan nada ketusnya.
"Karena loe punya bakat sebagai pemimpin, dan kita mau loe berpartisipasi dalam bazar yang diselenggarakan sekolah" Jawab Nina.
"Iya betul, loe kan bisa bermain di bazar tersebut itung - itung buat ngeramein bazar dan juga bisa bantu - bantu kita dalam acara tersebut" Terang Rena
"Dan hasil bazar itu mau disumbangin kepada korban banjir, jadi itung - itung bisa membantu ringanin beban mereka" Timpal Astri.
"Loe ndengerin kita ngomong nggak sih" Tanya Astri dengan nada tinggi karena memang dari tadi dicuekin oleh Rey, bahkan seperti tak dianggap aja. Sia - sia mereka ngomong panjang lebar namun orangnya malah sibuk dengan gitarnya sendiri.
"Emang gue peduli? Gue nggak mau berurusan dengan yang ribet - ribet macam OSIS bagi gue itu nggak penting" Jawab Rey masih dengan cueknya.
Astri dan lainnya bengong nggak percaya akan apa yang dikatakan oleh Rey barusan.
"Udah selesai ngomongnya buruan pergi" Lanjut Rey dengan nada mengusir mereka.
Bruuk, Astri membanting buku yang ada ditangannya di depan meja Rey karena keselnya, namun Rey tak merasa kaget ataupun takut, berbeda dengan Nina dan Rena yang kaget akan apa yang Astri lakukan barusan.
"Gue kesini ngomong baik - baik sama loe, loe bilang urusan bazar nggak penting? mengadakan acara untuk mencari dana buat korban banjir nggak penting menurut loe" Kata Astri dengan nada yang tinggi kesabarannya dah habis menghadapi orang yang ada didepannya itu.
"Tapi percuma aja ngomong sama orang yang nggak tau akan pentingnya hidup bersosial" Lanjutnya sambil memandang remeh Rey dan pergi meninggalkan ruang musik.
Wednesday, 1 May 2013
Cerpen Romantis : Cerpen Semu part 3
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment