Monday, 29 April 2013

Cerpen Romantis : Cerpen SEMU part 2

SEMU part 2

Hiruk pikuk suasana saat istirahat tak mengusik keasikan Astri yang sedang terpaku melihat permainan basket didepannya. Astri kini sedang asyik menonton permainan basket Rey pangerannya semasa MOS, namun sayang Rey tak pernah menyadari akan keberadaan Astri yang sudah 1 tahun ini selalu memperhatikannya.

“Astri. Loe ternyata ada disini” Kata Nina yang mengagetkan Astridari keasyikannya.

“Ada apa? Tumben nyari gue” Kata Astri sambil tersenyum menyandai temennya itu.

“Yee, ko’ jawabnya gitu? Kaya gue nggak pernah nyariin loe aja” terang Nina, Astri hanya tersenyum mendengarnya. Memang Nina selalu nyari Astri namun Astrinya aja yang kadang susah untuk ditemukan.

“Oiya tar rapat osisnya jadi kan?” Tanya Nina yang antusias, Astri hanya menggangguk saja.

“Loe sebenernya lagi liatin siapa sih? Kayaknya serius banget liat permainan anak basket itu” Tanya Nina setelah mereka diam beberapa saat.

“Nggak liat siapa – siapa Cuma pengen duduk disini aja, emang nggak boleh po?” Tanya Astri kepada Nina yang mulai curiga akan kebiasaan sabahatnya itu.

Nina memang sahabat Astri namun soal perasaan Astri termasuk orang yang tertutup dan tak ingin ada yang mencampuri urusan pribadinya, meskipun itu sabahat karibnya.

“Hai – hai, gue ada berita bagus ni” Kata Rena yang tiba – tiba muncul didepan Astri dan Nina.

“Apa” Dijawab berbarengan oleh mereka berdua yang memasang wajah tak terlalu tertarik dengan apa yang akan diucapkan oleh Rena.

“Denger – denger Rey itu udah jadian sama Keisha” Kata Rena dengan wajah tukang gosipnya! Dengan nada seperti berbisik

“Hah masa sih Keisha anak IPA 2 itu? Yang sekretaris OSIS itu?” Tanya Nina dengan nada yang agak keras karena antusias dengan beritanya Rena, sedangkan Astri hanya diam saja meski dia kaget namun berusaha menyembunyikannya agar tak ada yang curiga kalau dia juga sangat shok mendengarnya.

“Huuh, jangan terlalu keras napa ada orangnya tu lagi main basket kalau dia denger gimana?” Jawab Rena sambil mendekap mulut Nina yang masih ingin mengeluarkan pendapatnya.

“Iya sorry, habis gue kaget sih” Kata Nina sambil menghempaskan tangan Rena. Rey pun agak memandang mereka namun kembali lagi dengan permainannya.

Astir memperhatikan Rey dan juga melihat bahwa Rey menoleh mereka namun ia sepertitak mempedulikan keberadaannya dan juga temen – temennya.

“Ko’ Keisha mau ya sama Rey yang super duper abis jutek kayak gitu” Terang Nina yang memang nggak terlalu suka sama Rey karena sifatnya yang sangat jutek kepada siapapun.

“Ye pertanyaan loe salah Nin, yang bener itu kenapa si Rey yang mau sama Keisha super duper centil minta ampun” Jawab Rena yang nggak terlalu suka sama Keisha karena watak centilnya itu.

“Ko’ loe nggak mihak gue sih Ren?” Kata Nina merasa kesal akan tanggapan Rena.

“Ya iyalah gue nggak setuju, secara Rey itu cakep, pinter, jago main basket, jago ngeband, pokoknya baik segala – galanya deh, dan yang nggak kalah menarik lagi itu senyumnya yang manis banget” Kata Rena sambil memandang Rey yang tampak asyik bermain basket dan tak mempedulikan keributan mereka.

“Iya, tapi juteknya minta ampun, kalau loe ndukung sama Astri?” Tanya Nina dengan memandang Astri, sedangkan yang dipandang sedang asyik dengan pikirannya sendiri, sehingga tak mendengar pertanyaan Nina.

“Astri gue panggil elo, loe masih ada disini kan?” Kata Nina sambil menyenggol lengan Astri.

“Eh iya! kenapa Nin?” Tanya Astri dengan wajah tanpa dosa karena tak menghiraukan perkataannya.

“Hem, dasar ni anak ya? Lewat deh coz nggak penting” Jawab Nina, Astri hanya memandangnya Nampak bingung.

“Emang loe dapat info dari mana Ren?” Tanya Astri yang mengagetkan mereka berdua.

“Eh tak kira loe nggak nyimak omongan gue As” Jawab Rena dengan keheranan.

“Nyimak ko’, emang loe tau dari mana info itu?” Tanya Astri lagi dengan nada yang lebih menyelidik.

“Hem, kalau tentang itu gue juga tau dari temen yang lum jelas sumbernya” Jawab Rena dengan pasang penuh dosa.

Astri dan Nina hanya menghela napas mendengar tanggapan tersebut, mereka tak marah karena tau pasti ujungnya kayak gini.

“Berarti itu semua belum tentu benerkan? Lagian ngapain sih kita ngurusin masalah orang mending kita kekelas aja yuk” Ajak Astri yang kini bangkit dari tempat duduknya semula dan diikuti oleh kedua Nina dan Rena.

***

Tak berepa lama semua anggota OSIS sudah berkumpul ditempat biasa mereka kumpul, mereka mengadakan rapat untuk membahas masalah pengelolaan mading dan pembentukan panitia mading yang baru, dari mulai yang mencetuskan ide, mencari informasi dan melakukan wawancara. Semua diwajibkan untuk berpartisipasi tanpa terkecuali.

“Bagus juga ide untuk mengelola mading dengan lebih baik, agar kita juga bisa mengapresiasikan bakat – bakat terpendam kita” Kata Nina saat berjalan dikoridor setelah mengikuti rapat.

“Iya, mungkin dengan itu banyak yang akan berminat mengisi mading dari pada Cuma nongkrong yang nggak jelas” Kata Astri.

Mereka pulang dengan berjalan kaki karena memang jarak sekolah dan rumah mereka tidak terlalu jauh.

Astri menaruh tasnya ditempat tas dan merebahkan badan yang letih ditempat tidur. Menatap langit – langit atap kamar sambil memainkan jarinya.

Ia lalu mengambil buku diarynya yang tergeletak rapi dengan pulpen yang dikaitkan dengan benang menyatu bersama bukunya, seperti pemiliknya sengaja membuat tali itu agar sewaktu – waktu ingin menulis tak harus mencari pulpen dulu.

“Hem, ternyata sangkaanku memang benar, pangeran yang dulu baik hati kini berubah dingin seperti es, sifatnya tak seperti pangeran yang dulu, meski auranya masih sama namun tak selalu menampakkan senyum tulusnya kepada siapapun. Aku yang dulu menghayal menjadi tuan putri kerena sering ditolongnya kini hanyalah upik abu yang tak pernah dikenalnya. Bahkan tak pernah diliriknya. Namun kenapa rasa yang aneh ini tetap ada dan malah lebih besar dari sebelumnya, tapi aku tak tau apakah ini hanya angan atau akan menjadi nyata”.Tulis Astri

Tiba – tiba terdengar pintu yang diketuk, buru – buru Astri mengembalikan buku ke tempatnya.

“Astri, pulang sekolah ko’ nggak langsung ganti baju dan turun makan malah tiduran dulu?” Kata Bunda yang kini sudah membuka pintu kamar Astri.

Astri hanya tersenyum memandang bundanya

“Ia bunda, ini Astri mau ganti baju” Kata Astri

“Ya sudah, ganti baju terus turun ya, tuh makanan udah siap” Perintah bunda yang sambil melangkah pergi.

***

Pukul 7 kurang 5 menit, Astri berlari turun ke bawah menuju ruang makan

“Eh nggak sarapan dulu kamu As?” Kata Bunda sambil tangannya menyalami Astri yang bersusah payah membawa buku besarnya.

“Nggak sempet Bun, Astri pasti telat deh” Jawab Astri setelah meminum susu coklatnya,

“Astri berangkat Bun, Assalamu alaikum” Lanjutnya sambil berlari – lari menuju sekolahnya.

Meski sekolah dan rumahnya deket yang Cuma membutuhkan waktu lima belas menit dengan jalan kaki santai, namun sekolah itu sangat tegas dengan peraturan kedisiplinannya.

“Mampus, gue pasti telat nih, duuh gara – gara semalem bergadang bikin tugas buat mading jadi gini deh” Kata Astri yang masih berlari menuju sekolahnya.

“Tuh kan bener gue telat, duh kena hukuman deh” Kata Astri yang sudah melihat gerbang sekolah dan tertutup rapat dan ada guru BP didepannya.

Semua siswa yang telat digabungkan dan disuruh membentuk barisan begitu pula berada di barisan belakang dari kelompok itu.

“Geser donk” Kata seseorang yang menyuruh Astri untuk menggeser tempatnya.

Astri hanya mengikuti tanpa menoleh sedikitpun kepada orang yang menyuruhnya untuk menggeser, karena dia sedang fokus mendengar ceramah dari guru BP.

“Elo bisa telat juga?” Tanya orang tadi kepada Astri.

Astri yang masih cape mendadak kesel mendengar pernyataan dari seseorang yang berada disampingnya.

“Huuh, emang kenapa kalau gue telat, gue telat kan karena begadang ngerjain tugas juga” Gumam Astri dalam hati “Emang siapa sih nih anak ko’ tau kalau ini adalah hukuman pertama gue karena telat” Astri pun melirik siswa yang berada disampingnya.

Satu detik dua detik Astri tak menyadari siapa yang kini disampingnya namun setelah sadar ia langsung menengok ke siswa sebelahnya

“Kamu?” Kata Astri dengan volume agak keras sambil menunjuk muka yang disampingnya, sehingga sukses membuatnya mendapat teguran dari guru BP yang sedang memberi ceramah kepada anak – anak yang terlambat.

Astri langsung menunduk malu, sedang siswa yang berada disampingnya kini malah tersenyum manis semanis dulu waktu MOS ya sekarang siswa yang berada disebelah Astri adalah Rey. Pangeran Rey.

0 comments: