Tuesday, 14 May 2013

Cerpen Lucu : Cerpen Three Lola.

Kisah ini terjadi diantara tiga anak manusia yang bersahabat sejak zaman mereka SMP. Dengan kekurangan dan kelebihan masing - masing dan dengan satu persamaan diantara mereka yang membuat mereka kompak adalah sama - sama LOLA alias Loading Lama.

Sebut saja mereka dengan nama Ipe, Pi'i dan Ipi. Mereka sudah bersahabat sejak kelas 1 SMP dan sekarang mereka sudah berada dijenjang SMA Meski mereka tidak dalam satu kelas, tetapi Ipe dkk masih saja kompak satu sama lain. Ipe dkk sering berkumpul di taman pada waktu jam istirahat. Sebenarnya tempat itu tidak layak untuk dibilang taman karena memang tak seluas taman aslinya, cuma deretan pagar tanaman untuk mempercantik kelas. Tapi menurut para siswa bukan untuk mempercantik tapi malah mengotori akibat daun yang berguguran karena sudah waktunya gugur.

"Hari ini giliranku piket, duuh daunnya banyak banget gini ya?" Kata Ipe yang sedang menyapu halaman kelasnya.

"Door" Kata Ipi mengagetkan Ipe yang sedang menyapu karena kebetulan lewat kelasnya Ipe, Ipe pun sontak kaget dan siap menghujamkan pukulan sapunya ke arah Ipi.

"Eitts, untung nda kena, hehehehe" Kata Ipi sambil terkekeh, Ipe pun mendelik kepadanya.

"Lagian dirimu ngapain ngagetin aku??" Tanya Ipe sambil meneruskan piketnya.

"Ya gitu aja marah santai aja mas bro, lho tumben dirimu nyapu??" Tanya Ipi dengan logat khasnya.

"Hari ini kan piketku, jadi wajar lah aku nyapu" Jawab Ipe yang tak memandang Ipi, Ipi hanya mengangguk dan kemudian pergi meninggalkan Ipe tanpa pamit dulu kepada orangnya.

"Emang kamu Pi, yang nggak pernah mau nyapu" Kata Ipe sambil menengok ke belakang.

"Lha mana tuh bocah? Ngilang nda pake ngomong. Giliran aku mau ngomong aja ditinggal pergi" Kata Ipe dengan cemberut dan melanjutkan piketnya.

Tak berapa lama bel pun berbunyi tanda akan dimulainya pelajaran, semua siswa yang masih diluar kelas segera berhamburan menuju kelasnya masing - masing. Begitu pula dengan P'i yang baru saja menginjakkan kakinya di depan gerbang sekolahnya, P'i kemudian berlari menuju kelasnya yang memang letaknya paling belakang.

Ia berlari tanpa melihat kanan kirinya, hingga P'i tidak sengaja menyenggol Ipe yang akan membuang sampah dari hasil menyapunya, membuat semua sampah yang telah terkumpul berserakan kembali.

"Sorry Pe nggak sengaja" Kata P'i yang tetap berlari tanpa mencoba membantu sahabat itu. Ipe hanya bisa cemberut dan dengan sabar mencoba merapikan sampahnya kembali.

"Apes banget aku hari ini" Katanya sambil memasukan sampah - sampahnya ke tempat sampah.


***

Ipi sedang duduk di taman depan kelasnya, Ia terlihat termenung sedang memikirkan sesuatu yang serius. Sesaat Ipe yang baru keluar dari kelasnya ingin mengerjai Ipi namun melihat Ipi yang sedang murung akhirnya niatnya jahinya ia tunda.

"Dirimu lagi ngapain?" Tanya Ipe saat sudah duduk dihadapan Ipi, Ipi pun mendongak dan terlihat jelas di wajahnya penuh kesuraman, bukan bukan karena ia sedang banyak pikiran, tapi karena ia terlihat sangat ngantuk karena kurang tidur.

"Huuh tau tadi dia cuma ngantuk kukagetin aja" Gerutu Ipe dalam hati .

"Aku ngantuk banget jenk tadi malam begadang membaca novel" Katanya sambil menundukkan kepala lagi.

"Ye, sapa suruh loe begadang" Kata Ipe kesal, Ipi hanya mendengus saja.

Tak lama kemudian datanglah P'i dengan membawa beberapa snack dan minuman, kebiasaan P'i memang selalu datang terlambat dengan snack dan minumann ditangannya, Ia lalu duduk mengahadap kedua sahabatnya itu dan membagi - bagikan snack yang dibawanya kepada Ipe dan Ipi. P'i memang suka begitu, tapi bukan untuk menaktirkan mereka.

"Ni biar nggak ngantuk" Kata Ipe sambil menyodorkan minuman kepada Ipi, Ipipun meminumnya.

"Ih aku sebel, sewot, emosi huuh" Kata P'i sambil mencatapkan sedotan kedalam minuman gelasnya dengan agak bersemangat membuat isinya sedikit menyembur ke muka P'i membuat Ipe dan Ipi yang melihatnya tertawa tanpa henti.

Ipe dan Ipi akhirnya meredam ketawa mereka saat mendapatkan tatapan tajam dari P'i

"Huuh, ketawa diatas penderitaan orang lain?" Kata P'i sebel kepada kedua sahabatnya itu,

"Sorry sorry emang kenapa jenk?" Tanya Ipe saat mengambil snack yang menjadi pilihannya, sedangkan Ipi mengambil snack yang lain dari Ipe.

"Tau nda" Kata P'i yang akan memulai ceritanya.

"Nda" jawab Ipe dan Ipi berbarengan membuat P'i tambah kesal.

"Aku kan belum selesai ngomong?" Kata P'i dengan keras karena memang sudah sangat kesal kepada Ipe dan Ipi.

"Owh iya ya, ya udah lanjut...." Kata Ipe dan Ipi berbarengan sambil mengunyah snacknya masing - masing.

"Aku itu sebel sama yang namanya Doni, gila itu anak bener - bener suka bikin aku sewot" Kata P'i sambil membuka snacknya kali ini dengan cara yang lebih pelan karena takut kejadian saat membuka minumannya terjadi untuk kedua kalinya.

"Lha dirimu diapain jenk sama dia?" Tanya Ipe kalem,

"Biasa tuh dikerjain mulu sama dia, udah berapa kali dia ngerjain aku" Kata P'i yang akan mengunyah snacknya.

"Kenapa nda kita kerjain ituh anak" Kata Ipi yang dari tadi diem aja kini angkat bicara.

"Pengen sih? tapi gimana caranya?" Tanya P'i dengan logat khasnya,

"Hem gimana ya?" Kata Ipi, mereka pun berpikir bersama mencoba mencari ide untuk aksi balas dendam P'i.

"Gimana kalau laporin ke guru aja?" Usul Ipi dengan wajah cerah dan bersinar, Ipe hanya bisa menepuk jidatnya, sedangkan P'i terlihat geleng - geleng kepala.

"Kenapa? bukannya lebih baik kalau kita lapor ke guru aja? Dari pada dirimu diusilin terus jenk?" Lanjut Ipi dengan nada polosnya.

"Nggak ach, itukan caranya anak kecil yang ngadu sana - sini" Kata P'i merespon usul Ipi. Ipi terlihat manggut - manggut.

"Lagian dirimu nggak kere aktif banget sih" Kata Ipe dengan logatnya.

"Kreatif" Protes P'i dan Ipi

"Ya ya maksudku itu" Kata Ipe menimpali protes kedua orang yang ada di depannya.

Merekapun terlihat berpikir kembali.

"Aha aku punya ide!" Kata Ipe yang menemukan ide dengan menjatikan jarinya,

"Apa?" Tanya Ipi dan P'i bersamaan.

"Gimana kalau kita kempesin aja ban motornya?" Usul Ipe dengan wajah berbinar - binar.

"Ide yang bagus" Jawab P'i dengan mata yang berbinar - binar kerana senang, sedangkan Ipi manggut - manggut menyetujuinya.

Mereka pun berbagi tugas untuk melancarkan aksinya, setelah setuju dengan pembagian tugas masing - masing mereka segera beranjak dari taman karena bel tanda masuk sudah berbunyi.

"Eh mana" Kata P'i sambil menyodorkan tangan kepada Ipe dan Ipi.

Beginilah kebiasaan P'i datang dengan membawa banyak makanan setelah semua habis meminta bayaran, Ipe dan Ipi sudah tau akan hal ini jadi mereka nggak marah dan memberinya uang toh yang dibeli P'i bukan snack yang mahal - mahal jadi pas dengan kantong mereka.


***

Jam pulang adalah jam yang pas untuk melancarkan aksi balas dendam P'i, karena P'i satu kelas sama Doni ia jadi tau tabiat Doni yang suka pulang paling lama dari pada yang lain, justru ini kesempatan yang terbaik untuk melancarkan aksinya.

"Dirimu udah bener - bener tau kan motor Doni kaya apa?" Tanya Ipe saat mereka sudah berada di parkiran motor.

"Udah lah katanya shogun warna biru" Jawab P'i mantap sambil berjalan mencari motor yang dimaksud,

"Awas jangan sampai ketuker sama motornya pak Arya, beliau kan sering markirkan motor disini" Timpal Ipi saat mereka mencoba mencari motor Doni.

Akhirnya Ipe, P'i dan Ipi sampai di deretan motor yang ada motor shogun birunya.

"Ini dia ini dia" Kata P'i kegirangan sambil menunjuk motor didepannya,

"Huss, jangan keras - keras nanti ketahuan orang gimana?" Kata Ipe sambil mendekap mulut P'i.

"Ya udah ayo buruan kita kempesin bannya" Kata Ipe yang sudah siap akan mengempesin ban motor yang ada didepannya,

"Tunggu dulu nanti kalau salah gimana?" Tanya Ipi mencegah Ipe.

"Nggak mungkin salah kan P'i yang udah tau motornya" Jawab Ipe sambil menunjuk P'i "Ya kan P'i?" Tanya Ipe kepada P'i. P'i pun mengangguk mantap.

Akhirnya rencana mereka segera dilaksanakan Ipi bertugas mengawasi diluar tempat parkiran kalau - kalau ada siswa yang akan memergoki mereka, Ipi disuruh bersiul. Sedangkan Ipe dan P'i mencoba untuk mengenpeskan bannya, tak berapa lama Pak Arya datang, Ipi bingung dan panik ia harus memberi syarat kepada Ipe seperti apa?

"Duhh, Pak Arya dateng lagi, kata Ipe kalau siswa yang dateng aku harus bersiul, lha guru apa? masa menggonggong" Batin Ipi sambil menggeleng - gelengkan kepala.

"Kamu ngapain geleng - geleng kepala? Tanya Pak Arya kepada Ipi, Ipi hanya menunduk saja sambil geleng - geleng kepala . Tanpa bisa dicegah Pak Arya langsung masuk ke area parkir.

"Sudah beres udah kempes kedua -duanya kan??"Kata Ipe sambil menampik - nampikkan tangannya. P'i pun tersenyum senang.

"Rasain kamu Doni emang enak dikerjain?" Batin P'i puas melihat motor yang ada didepannya sudah dikempesin.

"Kalian sedang ngapain disini?" Tanya Pak Arya secara tiba - tiba membuat Ipe dan P'i langsung berbalik arah.

Pak Arya melihat motornya, betapa kagetnya dia saat melihat ban motornya kempes.

"Apa yang kalian lakukan terhadap motor saya?" Tanya Pak Arya sambil mendelik,

"Lha bukannya ini motornya Doni pak??" Tanya Ipe bingung menatap mencoba mencari dukungan ke P'i, P'i pun mengangguk membenarkan perkataan Ipe.

"Motornya Doni gundulmu, ini motor saya kalian tuh salah motor" Kata Pak Arya tegas.

"Haaah" Kata Ipe dan P'i berbarengan sambil saling bertatapan. Pada saat bersamaan Ipi datang dengan berburu - buru.

"Kalian udah berhasil kan kempesin bannya, Doni mau dateng" Kata Ipi sambil menatap bingung kearah Ipe dan P'i yang hanya diam saja, Ipi lupa akan kehadiran Pak Arya sebelumnya.

Ipe dan P'i memberi isyarat untuk IPi agar menengok ke belakang, Ipi pun menengok dan melihat tampang Pak Arya dengan sungut marahnya,

"O'oh aku lupa kasih tau kalian kalau Pak Arya tadi masuk sini" Kata Ipi lebih pelan sambil menggigit jarinya.

"KALIAAAN" Kata Pak Arya dengan puncak kemarahannya, dan tiba - tiba Doni muncul dengan santai kearah motornya yang berada disebelah seberang dari motor Pak Arya.

"Owh ternyata itu motornya" Kata P'i yang lupa dengan kemarahan Pak Arya kepada mereka, Doni pun keluar dengan santai dari ruangan itu.

"Sekarang kalian saya hukum, bawa motor saya ke bengkel" Kata Pak Arya,

"Tapi pak? dari sini kan bengkelnya jauh mana kuat kita bawanya??" Kata Ipi dengan Lolanya disertai anggukan Ipe dam P'i.

"Kalian dorong lah" Kata Pak Arya sambil berbalik badan.

"Tapi tunggu pak" Cegah P'i sambil mendekati Pak Arya.

"Apa lagi?" Tanya Pak Arya dengan kesal.

"Ongkosnya?" Kata P'i dengan nada polosnya, Bukannya uang yang ia dapatkan malah tatapan tajam membunuh dari Pak Arya.

Dengan berat hati mereka mendorong motor Pak Arya ke bengkel terdekat.

"Tadi kan aku udah bilang, jangan nyampe salah" Kata Ipi sambil mendorong motor,

"Lha dirimu disuruh buat jaga malah nggak ngasih tanda ke kita" Kata Ipe dan Ipi berbarengan,

"Habisnya gue bingung kata kalian kalau ada siswa aku harus bersiul lha kalau guru aku harus ngapain? Tadi aku berpikir terus jadi lupa buat cegah Pak Arya" Terang Ipi.

"Lha dirimu kenapa nda nyatet plat nomernya?" Kata Ipe kepada P'i yang menyebabkan kesalahan ini.

"Aku lupa jenk" Jawab P'i sambil menunduk, Ipe dan Ipi hanya bisa menghela napas sambil mendorong motornya Pak Arya.

"Nasib............. Nasib.............. mau ngerjain malah dikerjain, cape deh" Kata Ipe dkk berbarengan.

END



0 comments: