Monday 9 September 2013

Cerpen Misteri Lucu " Cerpen Salah Hantu Three Lola"

Masih ingat? Author pernah menulis cerita tentang 3 sekawan yang lola dan lemot??

sekarang ini cerpen seputar mereka nih

Meet Baca ya All







Cerpen Misteri Lucu " Cerpen Salah Hantu Three Lola"

Three Lola adalah sebutan genk untuk Ipe, Ipi dan Pi'i mereka bersahabat baik semenjak SMP, kini mereka sudah berada di sekolah menengah atas alias SMA.

Ceritanya di sekolah mereka sedang diadakan kemah untuk menyambut hari pramuka yang jatuh pada tanggal 14 Agustus,( Kalau nggak salah sih tanggal segitu ya??) di bumi perkemahan si kucing di daerah tempat tinggal mereka.

Semua persiapan sudah mereka persiapkan sedari jauh - jauh hari sebelum hari keberangkatan mereka, Kini tiba saatnya sekolah mereka kemah semua siswa dikumpulkan untuk sekedar mengabsen dan mengecek barang kali ada yang ketinggalan sebelum berangkat ke tujuan.

Para ketua regu masing - masing mengabsen anggotanya, semua sudah siap namun hanya ada satu siswi yang belum menampakkan batang hidungnya.

"Aduhh, Ipi kemana sih? ko' belum keliatan juga" Kata Pi'i sambil menengok ke kanan dan ke kiri di pertigaan jalan menuju sekolahnya.

"Gimana? udah keliatan Ipinya?" Tanya Kakak kelas yang bernama Rangga selaku ketua rombongan mereka.

"Belum kak" Jawab Pi'i sambil menggeleng lemah.

"Mungkin dia nggak jadi ikut, kita tinggal aja lah udah terlalu lama kita nungguin dia, ayo berangkat" Kata Kak Rangga sambil menuju kendaraan yang akan mereka tumpangi.

Pi'i hanya bisa menurut karena dirasa Ipi sudah sangat terlambat dari jam yang ditentukan. Saat Truk yang ditumpangi mulai bergerak meninggalkan sekolah dan akhirnya keluar dari pelantaran sekolah menuju jalan raya tiba - tiba sang supir menginjak rem dengan sangat mendadak membuat para penumpang yang dibelakang berayun ke bagian depan dengan saling bertubrukan.

"Haduh pak supir hati - hati donk" Jerit mereka kesal karena ulah pak supir sambil mengusap - ngusap bagian tubuh mereka yang sakit karena tubrukan kecil tadi.

"Maaf tiba - tiba ada orang didepan" Kata Pak Sopir meminta maaf.

Terlihat Ipi sedang berlari dari arah depan ke arah belakang lewat arah samping.

"Loh Ipi kamu dari tadi kami tungguin loh, cepetan naik" Kata Kak Rangga yang kebetulan ada di bagian paling belakang.

Kenet supir membuka pintu belakang agar Ipi bisa naik dengan dibantu kak Rangga akhirnya dia bisa naik juga. Lalu truk pun kembali berlaju.

"Kamu ko' bisa telat sih Ip?" Tanya Ipe saat Ipi sudah berada di dekatnya, Ipi udah mau menjawab dengan membuka mulutnya namun didahului oleh Pi'i.

"Iya kita udah nunggu kamu lebih dari setengah jam loh, udah gitu kenapa bawa banyak barang segala?" Tanya Pi'i sambil memandangi tas Ipi didepannya terdiri dari satu tas ransel, satu tas slempang kecil dan satu tas jinjing. Sekali lagi Ipi sudah bersiap - siap mau menjawab pertanyaan kedua teman akrabnya namun didahului lagi oleh orang lain.

"Ya ampun Ipi kamu bawa berbagai tipe tas mau jualan ya??" Tanya Rina teman mereka? Semua orang tertawa mendengarnya.

"Yee,tanyanya satu - satu donk, kalau kaya gini kan Ipi bingung jawabnya gimana" Jawab Ipi dengan nada polosnya.

"Ya udah sekarang kamu jawab pertanyaan pertama kenapa kamu telat?" Tanya Kak Rangga dengan nada mengintrogasi.

Ipi menarik napas sebelum menjawab pertanyaan kak Rangga, kakak kelasnya. "Aku nggak telat kak, tapi nunggu kalian yang lama banget?" Jawab Ipi sambil memandang satu persatu temannya.

"Nunggu kita? Lah bukannya kita juga nunggu kamu?" Tanya Ipe dengan nada bingung, para penumpang pun manggut - manggut membenarkan ucapan Ipe.

"Emang kamu nunggu dimana coba? Bukannya disuruh kumpul di sekolah ya?" Tanya kak Rangga dengan nada kalem. Lagi - lagi para penumpang manggut - manggut kali ini untuk membenarkan ucapan Kak Rangga.

"Eh emang disuruh kumpul di sekolah ya?" Tanya Ipi dengan bingung.

"Iya, emang kamu kira disuruh nunggu dimana?" Tanya Pi'i dengan mata yang disipitkan.

"Hem, aku kira disuruh nunggu didepan jalan pertigaan tadi" Jawab Ipi dengan nada polos, sekarang para penumpang hanya bisa geleng - geleng tak percaya karena kelemotan Ipi.

"Dasar lemot" Teriak semua orang yang ada di belakang truk secara serempak Ipi hanya bisa menutup telinganya saja, sedangkan Truk melaju dengan sedikit - sedikit mulai kencang membelah jalan raya melalui arah selatan menuju bumi perkemahan SIKUCING.

***

Setelah selama perjalanan dua puluh lima menit mereka sampai juga di Bumi perkemahan yang dimaksud, Hamparan ladang berwarna hijau membentang didepan mata dengan bukit - bukit mengelilinya, tidak kalah juga dengan bagraound gunung tinggi menjulang diantara impitan bukit, serta hawa dingin khas pegunungan menyeruak membuat setiap orang merapatkan jaketnya.

"Waah indah banget pemandangannya!" Seru Pi'i sambil membentang - bentangkan tangan karena merasa senang.

"Iya kereen, subhanallah" Ucap Ipe sambil berjalan memasuki lapangan tempat untuk mendirikan tenda, semua siswa berjalan dengan penuh kekaguman dengan pemandangan yang disuguhkan oleh sang Khalik, serta tak luput juga mereka mengagung - agungkan nama sang pencipta atas ciptaannya ini.

"Ipe , Pi'i tungguin donk" Teriak Ipi dibarisan belakang, otomatis Ipe dan Pi'i menengok dan menunggu Ipi yang sedang berjalan dengan tertatih - tatih.

"Makanya nggak usah bawa terlalu banyak barang, akibatnya kan kesusahan sendiri" Kata Ipe saat Ipi sudah berada didepannya dan menyerahkan tas jinjingnya kepada Ipe tanpa mempedulikan perkataan Ipe.

"Aku bawa barang - barang buat jaga - jaga agar kita sampai ke rumah dengan selamat jasmani dan rohani" Kata Ipi sambil memberikan tas selempangnya kepada Pi'i, kemudian berjalan melewati mereka. Ipe dan Pi'i hanya berpandangan tak mengerti.

"Maksudnya apa sih?" Tanya Pi'i bingung dan dijawab dengan angkatan bahunya Ipe.

"Lah tuh bocah kenapa malah ninggalin kita setelah ngasih kita bawaannya?" Kata Ipe sambil memandang kearah depan.

"Hah dasar Ipi" Seru mereka sambil berlari dengan tertatih - tatih membawa bawaan Ipi sedangkan Ipi malah enak - enakkan menikmati pemandangan yang ada.

Ketua panitia kemah dibantu dengan para anggotanya membagi peserta kemah menjadi beberapa regu untuk melakukan beberapa kegiatan. Dihari pertama mereka tiba tidak banyak kegiatan yang diadakan hanya pembentukan regu dan membuat tenda karena hari sudah menjelang sore setelah mereka selesai membuat tenda.

"Ipi kenapa banyak banget sih barang yang kamu bawa, ada apa aja sih?" Tanya Ipe saat mereka sudah berada di tenda yang sudah berhasil berdiri.

"Aku bawa jaket tiga, bawa baju tiga, terus bawa obat - obatan terus bawa bantal, bawa selimut, bawa sabun mandi, pasta gigi, bawa alat makan sendiri, perlengkapan sholat, bawa boneka kesayangan aku,bawa snack dan satu lagi bawa tongkat dan bawang putih dan garam buat jaga - jaga" Jawab Ipi sambil membongkar tasnya dan mengeluarkan semua peralatan yang ada didalamnya.

"Lah kenapa bawa jaket banyak banget sih?" Tanya Pi'i sambil mengambil jaket.

"Biar aku nggak kedinginan kalian kan tau kalau aku nggak suka dingin, Aku kalau udah kena dingin pasti langsung sakit, kalian nggak mau repot pas aku sakit kan?"Jawab Ipi cuek,

"Iya juga sih, Tapi nggak usah bawa terlalu banyak kali" Gumam Pi'i yang tak terdengar oleh Ipi karena dia masih sibuk memasukan barang - barangnya kembali ke tas.

"Terus bawang putih sama garam buat apa? bukannya kita pake sistem katering ya?" Tanya Ipe sambil mengamati bawang putih sama garam.

"Kamu mau makan bawang putih sama garam ya?" Tanya Pi'i dengan nada polos.

"Ya nggak lah, aku kan nggak suka bawang putih mentah" Jawab Ipi dengan terus melakukan kegiatannya memasukan kembali barang - barang kedalam tasnya.

"Terus?" Tanya Ipe dan Pi'i berbarengan.

"Kalian tau kan kalau wilayah ini terkenal angker." Kata Ipi sengaja menggantung kalimatnya, Ipe dan Ipi hanya mengangguk - anggukan kepalanya.

"Maka dari itu, aku bawa bawang putih buat melempar makhluk halus kalau - kalau dia ngeganggu kita" Kata Ipi dengan nada meyakinkan.

"Emang hantu takut sama bawang putih?" Tanya Pi'i

"Takut" Jawab Ipi mantab

"Kata siapa?" Tanya Ipe

"Dari film - film yang aku tonton" Jawabnya riang, Ipe dan Pi'i hanya bisa menghela napas memandang sahabtnya mereka.

"Eh kalian ko' diam aja sih, bantuin beresin donk" Kata Ipi dengan nada menyuruh

"NGGAK MAU" Jawab Ipe dan Pi'i secara serempak dan keluar dari tenda meninggalkan Ipi sendirian.

***


Tidak terasa hari kedua sudah mulai, hari yang terlalu melelahkan sekaligus menyenangkan buat para peserta kemah.

Semua kegiatan yang membutuhkan banyak energi serta kekompakan mereka lalui. Malam ini malam terakhir mereka di bumi perkemahan Sikucing.

Setelah mengadakan semua kegiatan malam, semua peserta disuruh bergegas tidur agar bisa bangun pagi - pagi, karena besok ada kegiatan terakhir yang menanti mereka.

Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 saat Ipe merasa ingin ke toilet dan membangunkan Pi'i dan Ipi.

"Ipi, Pi'i bangun donk" Kata Ipe sambil mengguncang - guncangkan tubuh Ipi dan Pi'i

"Ada apa sih Pe, kita baru tidur disuruh bangun lagi" Kata P'i sambil mengucek - ngucek matanya sambil berusaha mengumpulkan jiwanya agar bangun.

"Anterin ke toilet yuk" Kata Ipe samibil berusaha menahan panggilan alamnya.

"Kan bisa minta tolong panitia Pe" Jawab Ipi yang masih tiduran tanpa berniat bangun sama sekali.

"Nggak mau, aku maunya anterin kalian. Ayo udah kebelet banget nih" Ucap Ipe sambil berdiri dan keluar dari tenda yang disusul dengan Ipi dan Pi'i.

Suasana luar tenda sangat mencekam, area yang gelap ditambah dengan hawa dingin yang merasuk tubuh membuat Ipi dan Pi'i merapatkan jaketnya. Mereka berjalan kearah toilet yang terletak agak jauh dari tenda mereka, Ipi, Pi'i dan Ipe berusaha melawan rasa takut mereka sambil terus berdoa dan menyalakan senter ke arah depan.

"Duuh gelap banget, kita ke tenda aja yuk" Kata Pi'i sambil menarik tangan Ipe dan Ipi.

"Jangan donk, udah kepalang tanggung ini, bentar lagi juga nyampe. Aku udah kebelet banget pengen pipis entar kalau aku pipis di tenda gimana?" Jawab Ipe sambil menarik tangan Pi'i dibantu Ipi agar mengikuti mereka kembali.

"Ta.....tapi gelap banget udah gitu dingin lagi bikin bulu kudukku berdiri nih" Jawab Pi'i sambil menengok ke kanan dan ke kiri.

"Udah tenang aja aku bawa bawang putih, kalau kita liat hantu kita lempar bawang putih ini, dijamin hantunya pasti takut" Kata Ipi sambil mengancungkan plastik bawang putih didepan wajah Pi'i sama Ipe.

"Untung, kamu bawa itu. Mudah - mudahan nggak ada yang ganggu kita" Jawab Ipe sambil mempererat pegangan tangannya dengan Pi'i.

"A..........ku aamiin aja deh" Kata Pi'i sambil berusaha menahan takutnya.

Mereka terus berjalan mendekati area toilet, tidak lama kemudian saat mereka berada dilorong yang menghubungkan toilet dengan area tenda, mereka melihat sesosok bayangan hitam yang kian lama kian mendekat.

"I..........itu si..............siaaaapa?" Tanya Pi'i yang senternya menangkap sesosok bayangan tersebut.

Bayangan itu kian lama kian mendekat memperlihatkan sesosok manusia yang berpakaian hitam dengan wajah yang tak tampak dan berjalan dengan gontai.

Ipe, Ipi dan Pi'i merasa ketakutan dan tubuh mereka gemetaran saat semakin menmdekatnya sosok itu.

"Ini ambil satu - satu hitungan ketiga kita lempar dia dengan bawang putih" Kata Ipi sambil membagikan bawang putih yang dia bawa dengan berusaha menahan rasa takutnya.

Sesosok itu sudah mendekati mereka dengan jarak kurang dari dua meter dan masih berjalan dengan gontai.

"Saatu, dua........... Lempar" Kata Ipi yang langsung melempar bawang putih tanpa menyelesaikan hitungannya. Begitu Ipi melempar Ipe dan Pi'i juga ikut melempar dengan sembarangan.

"Aduhh...........aduhh........... Hei - hei hentikan" Kata sosok itu mencoba menampis benda yang di lempar kearahnya sambil masih berusaha menghindar dengan membungkukkan badan.

"Aku bilang hentikan, aaawww" Lanjutnya.

Ipi, Ipe dan Pi'i masih terus melempari sosok itu tidak menghiraukan teriakannya, hingga bawang putih yang mereka bawa habis.

"Ya habis gimana nih?" Kata Ipe kepada yang lain sambil ketakutan dan saling berpelukan karena takut.

Sosok yang sedari tadi di lempari oleh mereka meluruskan badannya dan membuka tudung jaket serta masker yang menutupi wajahnya.

Setelah tudung jaket serta masker yang ia kenakan sudah terlepas barulah terlihat siapa sosok tadi.

"KAAK RANGGA" Teriak Ipe, Ipi dan Pi'i secara bersamaan karena mereka tak mengira sosok yang mereka kira hantu dan juga telah mereka lempari bawang putih ternyata adalah kakak kelas mereka sendiri.

"Kenapa? Kalian baru sadar kalau aku ini kakak kelas kalian? Dasar adik kelas kurang ajar, sakit semua tau" Kata Kak Rangga sambil mengelus - elus badannya.

"Maaf kak, kita nggak sengaja tadi, iyakan temen - temen" Kata Ipe yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Ipi dan Pi'i dengan masih dalam posisi saling berpelukan.

Kak Rangga menaikkan sebelah alisnya,"Nggak sengaja gimana? Udah jelas - jelas kalian lihat aku" Kata Kak Rangga.

"So....soalnya kami kira kakak hantu" Ucap Pi'i dengan memperkecil volume suaranya diakhir kalimat berharap kak Rangga tidak mendengarnya.

"Enak aja, cakep - cakep gini dikira hantu" Jawab Kak Rangga.

"Yee, udah pelan masih aja bisa dengar" Gumam Pi'i

"Kamu ngomong apa?" Tanya kak Rangga yang dibalas gelengan sama Pi'i sambil menundukkan kepalanya.

"Emang kalian mau kemana malam - malam begini?" Tanya Kak Rangga

"Kami mau ke toilet kak" Jawab Ipe.

"Mau aku anter, barangkali kalian takut?" Tanya Kak Rangga dengan nada menggoda sambil menyeringai.

"Nggak usah kak kita bisa sendiri. Ayo teman - teman" Kata Ipe sambil menarik kedua tangan temannya berjalan kearah toilet melewati kak Rangga.

"Hem kalau nggak mau ya udah. Ati - ati ya! Karena kalau kalian berjalan dalam gelap dengan jumlah ganjil pasti ada sosok lain yang keempat" Kata Kak Rangga sambil melirik mereka.

Ipe, Ipi dan Pi'i langsung memandang Kak Rangga lalu mempercepat langkah mereka.

Dengan susah payah mereka melawan rasa takut yang menghantui mereka akhirnya mereka sampai juga di toilet. Dengan cepat Ipe, Ipi dan Pi'i masuk kemasing - masing bilik kamar mandi.

Si Pi'i keluar lebih dulu dari pada Ipe dan Ipi. Pi'i mengedarkan pandangannya dan menemukan tempat duduk dibawah pohon, karena cape berdiri Pi'i memutuskan untuk duduk dikursi itu sambil menunggu kedua temannya.

Pi'i memandang langit - langit yang gelap namun penuh bintang itu sambil tersenyum.

"Subhanallah langitnya bagus sekali" Kata Pi'i. Lalu terdengar suara gumaman dari arah sampingnya, Pi'i menengok terlihat orang sedang duduk disampingnya.

Berbaju terusan putih sampai ke mata kaki, rambut panjang hitam. Pi'i tidak bisa melihat wajahnya karena orang itu menundukkan membuat rambutnya menutupi wajahnya.

"Hai coba lihat deh langitnya bagus banget" Kata Pi'i mencoba menunjukkan keindahan langit yang ia lihat ke teman disebelahnya. Namun orang yang disebelahnya tidak merespon sama sekali.

Pi'i yang masih melihat pemandangan langit merasa penasaran dengan orang yang ada disebelahnya. Memutuskan untuk menengok dan mengamati orang yang ada disebelahnya.

Pi'i merasa asing dengan orang yang ada disebelahnya itu.

"Dia itu siapa sih, apa dia juga masih nunggu temannya yang lagi ke toilet ya?" Tanya Pi'i dalam hati sambil memperhatikan temannya itu.

"Kamu kelas berapa?" Tanya Pi'i, namun orang itu masih diam sambil menunduk saja.

"Satu angkatan denganku apa kakak kelas?" Tanya Pi'i lagi, gadis itu mendongak memperlihatkan wajahnya yang putih pucat namun tidak terlihat jelas.

Saat Pi'i masih memperhatikan gadis disebelahnya, terdengar teriakan yang memanggilnya.

"Pi'i ngapain kamu sendirian disitu ayo kita ke tenda lagi" Teriak Ipe dari pintu dekat toilet.

Pi'i langsung berlari ke arah Ipe tanpa mempedulikan teman disebelahnya.

"Ngapain kamu duduk sendirian disitu, ayo cepetan ke tenda aku udah selesai nih" Kata Ipe

"Tapi aku nggak sendirian Pe, sama dia" Kata Pi'i sambil menunjuk ke arah tempat duduk tadi diikuti dengan Ipe yang menoleh ke arah yang ditunjuk Pi'i.

Terlihat sesosok gadis dengan busana terusan putij, berambut panjang dengan wajah pucat dan mata yang menghitam membuat Ipe dan Pi'i langsung berlari tanpa di komando lebih dahulu.

"AAAACCCCCCCCCCHHHHHHHHHHH HAAAAAAAAAAAAANNNNNTTTTTTTTTTUUUUUUUUU" Teriak mereka sambil lari tunggang langgang.

END

Hallo sobat?

Gimana ceritanya?

Lucu nggak?

Gaje nggak?

Nakutin nggak?

Apa pun ceritanya menurut kalian, semoga kalian terhibur ya?

SEE YOU NEXT TIME

0 comments: