Monday, 29 July 2013

Cerpen Misteri "Cerpen Akhirnya Terpecahkan"

Hem, Pengennya sih yang buat ending Cerpen Malam Pembuktian, tapi kayaknya masih belum jelas kejadian yang sebenarnya.

Jadi buat njelasin aku bikin cerpen lagi deh, :-)

 

 

 

 

 

Cerpen Misteri "Cerpen Akhirnya Terpecahkan"

Setelah 3 minggu dirawat di rumah sakit, akhirnya aku diperbolehkan pulang ke rumah. Kejadian malam itu sungguh membuatku hampir kehilangan nyawa, tapi syukurlah akhirnya semua selesai juga.

Kedua orang tuaku kaget karena aku melibatkan diri dalam bahaya, dan untung Roni sama Vivi datang tepat pada waktunya, kalau tidak entah apa yang terjadi pada aku dan juga Rena.

"Apa kamu pindah aja dari sekolah itu Ra" Kata Bunda yang memandang khawatir kejadian itu akan terulang kembali

"Nggak usahlah Bun, lagian semuanya udah berakhir ko' " Kataku dengan lembut sambil memegang tangan Bunda,

Tangan Kiriku masih diperban karena tulangnya retak, dan benturan dikepalaku membuatku gagar otak ringan, tapi kini sudah dalam keadaaan baik - baik saja.

Dokter masih belum mengijinkan aku untuk sekolah, jadi aku hanya bisa berdiam diri di kamar dan sesekali ditemani Bunda..

"Lain kali kalau ada apa - apa ngomong sama bunda, biar bunda bisa bantu kamu" Kata Bunda sambil menyingkirkan makanan yang baru selesai aku makan. Aku hanya mengangguk dan tersenyum.

"Maaf tante, aku boleh masuk?" Tanya Roni yang sudah berada di pintu kamarku.

"Jangan Ron, biar aku aja yang keluar dari kamar" Kataku cepat dan hendak berdiri di bantu Bunda.

Dalam keluargaku tak mengijinkan seorang cowok masuk ke kamar cewek yang bukan muhrimnya, maka dari itu aku memutuskan untuk menemui Roni dan berbicara dengannya di teras belakang rumah.

Roni memandangku iba dan merasa bersalah karena tak bisa membantu aku saat kejadian malam itu.

"Udah lah Ron, nggak usah merasa bersalah gitu kamu udah datang tepat pada waktunya, itu sudah sangat membantu" Kataku sambil tersenyum kepadanya.

"Tapikan Ra, kamu jadi kaya gini!" Katanya sambil melihatku dari atas sampai bawah.

"Kenapa kamu nggak ngasih tau aku dulu sih?" Lanjutnya merasa kesal,

"Udah lah lagian aku nggak apa - apa ko'. Bagaimana kabar Kak Tio sama Rena" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Rena masih sama, Tio masih menjalani persidangan" Jawab Roni singkat.

Setelah seminggu aku dirumah sakit aku mendengar kabar Rena dan Kak Tio dari Roni.

Rena yang ku lihat terakhir kali jatuh ke tangga selamat karena pada waktu itu Roni langsung datang menyelamatkannya. Namun kejiwaannya terganggu dan dia kini dirawat di rumah sakit gila, sedangkan Kak Tio menyerahkan diri pada malam itu juga dan menanggung semua perbuatan Rena.

Sejenak aku berpikir, sebenarnya korban dari kasus ini siapa apakah Aira, Rena atau Tio?

Jawabannya ku ketahui saat mendengar cerita lain dari Roni tentang Rena dari Tio. Rena, Tio dan Aira dulunya adalah tetangga sekaligus teman sepermainan di Bandung, Rena adalah anak dari pengusaha kaya diantara mereka Rena lah yang paling kaya dan paling manja.

Tio mengakui kalau dia menyukai Aira dari kecil karena gadis itu pemberani meski tak punya banyak harta dan tak punya ayah tapi Aira tidak pernah mengeluh ini ataupun itu, ia selalu ada untuk membela Rena.

Sedangkan Tio anak sulung dari ketiga saudara ayahnya bekerja sebagai supir pribadi papa Rena, membuatnya memiliki tanggung jawab untuk menjaga Rena dari siapapun yang menyakitinya.

Mereka bertiga selalu terlihat bersama kemanapun dan selalu kompak, hingga kelas 5 SD Aira terpaksa pindah bersama ibunya, lalu Aira pindah ke daerah ini.

Membuat Rena kehilangan sosok kakak yang menjadi panutannya, belum lagi beberapa bulan setelah kepindahan Aira, Rena kehilangan mamanya akibat bunuh diri dan yang pertama kali melihat jasad ibunya adalah Rena sendiri. Rena begitu shok dan hanya Tio yang berada disampingnya karena papanya tidak pernah peduli dengannya.

Beberapa tahun setelah itu, Rena mengetahui penyebab mamanya bunuh diri karena papanya selingkuh dengan mamanya Aira, guncangan itu membuat Rena berubah yang dulunya anak manis menjadi seorang anak yang pemarah dan ia mempunyai dendam pada Aira melebihi apapun.

Berkali - kali ia bertanya kepada ayahnya dimana tempat tinggal Aira dan ibunya, namun berkali - kali pula ia tak pernah digubris oleh ayahnya.

Rena sendirian, hanya Tio lah yang menemaninya dan hanya Tio lah yang membuatnya bertahan hidup meski Tio tak tau bahwa mencari Aira hanya untuk balas dendam, sehingga Tio membantunya.

Rena dan Tio akhirnya berhasil menemukan keberadaan Aira, dan mereka segera pindah ke sekolah yang sama dengan Aira.

Lalu Rena memulai aksinya dengan menyebarkan berita kalau dia dan Tio sudah bertunangan, walau pun Rena tau kalau Aira dan Tio saling mencintai dari dulu hingga sekarang.

Tapi dia tak rela jika Aira mengambil kembali kebahagiaan yang satu - satunya ia miliki.

Sedangkan Tio tak bisa berbuat apa - apa karena Rena mengancam keluarganya. Namun Tio ingin sekali mengutarakan cintanya pada Aira. Pada saat malam dimana Aira terbunuh Tio mengutarakan isi hatinya. Namun pertemuan itu diketahui oleh Rena dan akhirnya Rena melampiaskan dendamnya dan membunuh Aira.

Cerpen Misteri "Cerpen Akhirnya Terpecahkan"

Aku menghela napas mengingat semua kejadian itu, merasa sesak setelah mengetahui betapa menderitanya Rena. Dia sangat kesepian dan tak ada yang bisa membuatnya bahagia selain Tio, tapi hati Tio berkata lain. Bagaimana pun cinta itu tak bisa dipaksakan dan akan memilih dari pada harus dipilih, jadi Tio tidak bisa disalahkan akan rasa cintanya pada Aira.

Sedangkan Aira juga tidak tau apa - apa mengenai perselingkuhan mamanya dan papa Rena yang membuat ibu kandung Rena bunuh diri.

Apa manusia jahat itu dari ia lahir? Atau hanya karena kekurangan kasih sayang dan luka yang mendalam membuatnya berubah menjadi jahat?.

"Apa perkembangan dari kasus ini Ron" Tanyaku setelah beberapa lama terdiam.

"Polisi membuka kembali kasus itu dan si saksi ternyata dipaksa oleh Rena untuk mengatakan kalau Aira mati karena bunuh diri dengan imbalan uang" Kata Roni

"Kasian ya Rena, karena hatinya tersakiti dia jadi berubah drastis, Aira juga tak tau apa - apa tentang sakit hatinya Rena" Kataku pada Roni yang hanya bisa mengangguk saja.

"Ya sudahlah, semoga semua ini sudah selesai" Kata Roni sambil menghela napas.

"Ya ini sudah selesai, semoga kau tenang disana Aira" Kataku dalam hati sambil tersenyum

Keesokan harinya aku memutuskan untuk menjunguk Rena terlebih dahulu, bersama Roni aku menghampirinya yang sedang duduk melamun di taman rumah sakit jiwa.

Pelan - pelan aku mendekatinya, Ia sedang memainkan boneka yang berada ditangannya Rena terlihat sangat manis tidak seperti biasa aku melihatnya, begitu tenang seperti tak pernah ada yang sosok Rena yang mampu membunuh Aira dan hampir membunuhku. Setelah mendekat kucoba untukmenyapanya

"Hai Ren, apa kabar?" Sapa sambil tersenyum ramah.

Rena mendongakkan kepalanya dan melihatku, wajah yang begitu tenang kini hilang seketika berganti dengan wajah Rena yang membunuhku

"Kamu harus mati, kamu yang membuatku kehilangan mamaku, sini kamu" Kata Rena yang menjambak - jambak rambutku

"Aaaw aaaw Rena sakit Ren,"Kataku sambil berusaha melepaskan jambakannya, dibantu Roni dan beberapa suster akhirnya aku bisa terlepas dari tarikkan Rena.

Suster membawa Rena kembali ke kamarnya dengan susah payah karena Rena yang masih berusaha mengejarku.

"Kau tidak apa - apa Ra?" Tanya Roni sambil membantu merapikan rambutku,

"Aku nggak apa - apa" Jawabku

"Ternyata dia belum membaik, sebaiknya kita pergi dari sini takutnya dia bisa lolos dan kembali menyerangmu" Kata Roni sambil menuntunku untuk pergi dari tempat ini.

Setelah dari rumah sakit jiwa Aku dan Roni berziarah ke makam Aira, setelah berdoa untuknya aku mengusap nisan yang bertuliskan nama Aira.

"Aira, maafkanlah Rena dia hanyalah anak yang tersakiti oleh keadaan sehingga mengubahnya begitu jahat. Maafkanlah dia dan kau pergi dengan tenang dialammu. Semoga Allah menerimamu seseuai amal kebaikanmu" Ucapku lembut saat mengusap nisan Aira

ENDINNGG

Gimana udah jelas belum apa yang sebenarnya terjadi pada kasus Aira? Pasti udah yak. hehehehe

Ternyata seseorang bisa berubah dratis jika dia disakiti terlalu dalam, so buat kita jangan sampainya kita menyakiti terlalu dalam seseorang dengan alasan apapun. Ya meski namanya juga manusia pasti tak luput dari salah jadi sadar atau tidaknya pasti kita pernah menyakiti hati seseorang.

Oleh sebab itu, kita cepat - cepat minta maaf pada orang yan pernah kita sakiti, berhubung in mendekati lebaran aku selaku penulis mau ngucapin.

"SELAMAT IDUL FITRI"

"MOHON MAAF LAHIR BATIN" 

ya pada semuanya. Ya walaupun kurang labih masih satu minggu lagi lebarannya, tapi aku ucapin sekarang aja deh, yang terpenting disini adalah minta maaf ya ko' :-)

Ok, gitu aja dari saja AND SEE YOU NEXT on the short story

BYE - BYE.

4 comments:

Unknown said...

cerpennya bagus banget... aku suka... sampe takut sendiri bacanya... hehehe :)

Unknown said...

makasih,
udh bca n komennya

Unknown said...

Alur ceritanya sudah bagus kok. Mungkin sedikit kritik masalah tanda baca titik, dan koma kadang ada yg gak ada, pas di kalimat jadi sempet bacanya di ulangi biar mengerti. Tapi salut sama kamu. Semoga kedepan bisa menjadi penulis novel terkenal. Amin.

Anonymous said...

Wow.. Amazing Story !