"Rim, bangun donk loe nggak ke kantin?" Tanya Sisil kepada Rima yang sedang tidur dengan wajah ditelungkupkan diatas meja saat jam istirahat.
"Hem gue masih ngantuk loe aja yang ke kantin, lagean gue nggak laper ko'" jawab Rima tanpa mendongakkan kepalanya dan masih dengan posisi semula.
"Ya, gue ogah ach kalau sendirian, lagean loe ko' tidur mulu sih bangun napa" Kata Sisil menarik badan Rima agar posisinya tegak dan bersandar di kursi.
"Ea iya, gue bangun ni gue bangun" Kata Rima sambil mencoba melepaskan tangan Sisil, dan mengucek - ngucek matanya.
"Sampai kapan loe mau kaya gitu terus sih, kalau loe kaya gitu terus mana ada cowok yang mau sama loe" Tanya Sisil sambil memandang Rima.
"Jadi loe mbangunin gue cuma buat ngomong kaya gitu? ya udah gue tidur lagi" Kata Rima yang bersiap menyandarkan wajahnya ke atas meja, namun buru - buru dicegah oleh Sisil.
"Ye gitu aja ko' marah! Gue kan cuma bercanda, lagean yang gue omongin kan harusnya loe ambil yang positifnya, loe harus berubah jadi lebih baik jangan suka tidur mulu jangan suka telat mulu. kalau loe nggak sering telat pasti banyak yang suka sama loe, loe juga bisa punya pacar, dan nggak akan ada julukan Rima si tukang tidur lagi. Gue ngomong kaya gini kan demi kebaikan loe juga kale" Kata Sisil panjang lebar.
"Emang sih loe bener, gue emang harus berubah tapi gue pengen berubah bukan karena gue pengen punya pacar atau gue pengen agar semua orang suka sama gue, gue pengen berubah karena diri gue pengen berubah dan hati gue mengatakan gue harus berubah" Kata Rima sambil memandang lekat - lekat Sisil sahabatnya.
"Lagean untuk dicintai seseorang tak perlu kita meniru atau menjadi orang lain, kita cukup jadi diri sendiri aja dan orang yang tulus mencintai kita adalah orang yang akan lebih senang jika kita menjadi diri sendiri" Lanjut Rima sambil tersenyum memandang Sisil.
"Hem, sejak kapan loe jadi pinter gini, kesurupan dimana loe, atau jangan - jangan loe sakit ya?" Kata Sisil sambil memegang jidat Rima.
"Ach sialan loe masa loe baru nyadar kalau gue itu pinter dan gue nggak sakit tau" Kata Rima sambil menghembaskan tangan Sisil dari jidatnya. Sisil hanya tertawa melihat raut sebel dimuka sahabatnya itu.
"Oh iya, loe kemaren pulang jam berapa dari hukumannya Bu Lena?" Tanya Sisil.
Rima menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Sisil
"Jam 8 malem" Jawab Rima singkat
"Ko' bisa malem banget gitu, loe pasti ketiduran ya?" Tanya Sisil karena dia tau tabiat sahabatnya yang satu ini.
"Iya sih, tapi itu juga gara - gara cowok itu, kalau aja dia nggak ngobrak abrik perpus yang udah gue beresin gue nggak mungkin ketiduran dan nggak mungkin gue pulang jam segitu" Kata Rima panjang lebar
"Cowok? siapa namanya?" Tanya Sisil penasaran, Rima hanya angkat bahu saja
"Terus apa hubungan dia sama loe ketiduran dan pulang jam 8 malem?" Tanya Sisil lagi.
"Iiih udah gue bilang juga, kalau dia tu obrak abrik perpustakaan yang udah gue beresin, gini ni ceritanya" Lalu Rima pun menceritakan kejadian yang ia alami kemaren secara detail. Sisil mendengarkan dengan seksama sambil manggut - manggut.
***
Setelah membereskan buku - bukunya Rima dan Sisil berjalan keluar kelas, untuk pulang bagi Sisil tidak bagi Rima karena dia masih harus membereskan perpustakaan seperti kemaren karena hukumannya masih berlangsung. Sebenarmya Rima ogah melakukannya namun karena rasa tanggung jawab dan juga telah diperingatkan oleh Bu Lena, akhirnya ia pun menuju ke perpustakaan.
"Oke gue mau mulai bersih - bersih Bismillahirohmanirohim semoga bersih - bersih gue lancar Amien" Kata Rima berdoa sebelum memulai membereskan perpustakaan. Ia lalu menyapu, membereskan buku yang berserakan di meja dan menaruhnya ke dalam rak - rak buku mengepel lantai, mengelap semua meja.
Gerakannya terhenti saat menaruh buku terakhir dan menemukan buku bersampul coklat yang ia temukan kemaren .
"Ini kan buku yang kemaren gue temuin? ko' masih disini apa pemiliknya belum nemuin ni buku ya?" Gumam Rima sambil duduk dimeja baca dan memulai membuka lembar demi lembar dari buku tersebut, kening Rima sedikit berkerut seperti berpikir keras saat membaca buku itu.
"Aih ini buku apaan sih? Gue nggak ngerti deh yang punya buku nulis apaan, nggak bisa dipahami sama sekali tulisannya" Kata Rima sambil geleng - geleng kepala.
"Huuuh bener - bener nggak ngerti bahasa yang ia gunakan kaya ada makna yang tersirat saja dibalik tulisan - tulisan yang tertera disini" Kata Rima saat ia telah selesai membaca buku itu dan menutupnya kembali. "Hah mungkin pemiliknya termasuk orang - orang yang jenius kali ya? saking jeniusnya jadi gue nggak ngerti apa yang dia tulis. Tapi" kalimat Rima terhenti seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Gue jadi ragu, dia yang terlalu jenius apa gue yang bego ya? jadi nggak ngerti tulisannya?" Kata Rima dalam gumamannya.
"Bodo amat ach siapa yang peduli" Lanjutnya sambil meletakkan buku tadi ditempat semula. Ia lalu kembali kemeja baca "Masih males pulang, mending gue baca pelajaran yang tadi di ajari oleh Bu Gina" Kata Rima sambil merogohkan tangan kedalam tas mencari - cari buku, lalu ia mengeluarkan buku pelajaran tadi siang.
"Lagi pula tadi pagi gue udah bilang sama mama kalau gue pulang telat" Katanya sebelum membaca buku.
***
"Hem, sepertinya gue ketiduran lagi" Gumam Rima sambil mengucek - ngucek matanya
"AAAAAAAAAAAAACCCCCCCCCCCCCCCHHHHHHHHHHHHH" Jerit Rima saat pandangannya sudah tak kabur lagi dan bisa melihat dengan jelas sosok yang kini yang berada disampingnya dengan wajah putih pucat dan hanya berjarak beberapa centi dari mukanya, Rima langsung menelengkupkan wajahnya dan tak henti - hentinya membaca kata istighfar.
"Hei hei" Kata seseorang yang ada disampingnya sambil menepuk bahu Rima
"Hei ini gue" Kata orang itu,
Rima mencoba mengintip dari sela - sela jari yang direnggangnya sambil berkata "Loe orang apa hantu?"
"Hahahaha, gue orang lah masa cakep - cakep gini dibilang hantu" Kata orang tersebut sambil tertawa namun Rima masih belum percaya dan masih menutup wajahnya dengan tangan.
"Loe, masih nggak percaya? coba loe liat kaki gue nginjek tanah nggak" Kata Orang tresebut.
Rima pun membuka tangannya dan melihat kearah kaki orang tersebut dan benar saja apa yang orang itu katakan kalau kakinya menginjak tanah, sekarang Rima bisa bernapas lega dan pandangannya tertuju kewajah orang yang berada disampingnya, orang tersebut malah nyengir saja.
"Ello? ngapain loe disini dan ngapain loe ngagetin gue segala" Kata Rima yang setelah sadar ternyata orang yang ada disampingnya kini bukan hantu tapi cowok yang kemaren. Cowok itu hanya diam sambil senyum - senyum saja
"Eits tunggu dulu, ini gue ngimpi apa benerannya nyata ya? kata Sisil buat mastiin ini nyata atau nggak gue harus mukul diri gue sendiri dan kalau sakit berarti gue nggak ngimpi" Bisik Rima dalam hati sambil menepuk - nepuk pipinya dan mencubit lengannya sendiri
"Aduh sakit, berarti gue nggak ngimpi donk" Pkir Rima.
"Ngapain loe gini - gini" Kata cowok itu sambil memperagakkan tingkah laku Rima tadi, Rima hanya geleng - geleng kepala sambil nyengir .
"Eh loe ngapain sih disini?" Tanya Rima sambil mencubit pipi itu cowok, cowok itu nyengir kesakitan dan mengelus - elus pipinya.
"Gue nggak liat loe sebelum gue tidur bangun - bangun udah ada loe, ngagetin gue aja tau! gue pikir loe itu hantu tau" Oceh Rima
"Ngapain sih loe nyubit gue, lagean mana ada hantu secakep gue, dan gue disini dari tadi kale loenya aja yang kalau udah tidur nggak bisa diganggu gugat" Jawab si cowok dengan raut sebel.
"Heheheh iya sih" Kata Rima sambil mengangguk,
"Tapi bukan berarti loe harus mbangunin gue sedeket itu donk, gue kaget tau kalau gue jantungan gimana loe mau tanggung jawab hah?" Lantang Rima
"Nggak usah lebay, paling kaya gitu bikin jantungan, lagean kalau loe jantungan itu karena loe lebay" Kata si cowok.
"Hem, loe lagi ngapain sih disini? bukannya sekolah udah bubar ya?" Tanya Rima kepada cowok itu yang keliatan sedang menulis disebuah buku. cowok itu tak menjawab namun hanya mengangkat buku yang menjadi alas nulisnya.
"Oh ello nyari buku" Kata Rima sambil mengangguk - angguk "Eh ini buku elo yang kemren loe cari - cari?" Tanya Rima. Si Cowok itu hanya mengangguk saja.
"Perasaan ini buku yang tadi gue baca dan gue nggak ngerti apa maksudnya deh" Pikir Rima cowok itu hanya melirik Rima dan kembali menulis.
"Loe lagi nulis apaan? coba gue liat!" Kata Rima yang akan mengambil buku itu, namun dengan sigap cowok itu langsung menariknya.
"Eitts nggak boleh, belum waktunya loe tau" Jawab si Cowok, Rima memandanginya dengan sebal, si cowok masih menulis serta tak menghiraukan tatapan sebel Rima.
"Nama loe siapa sih" Tanya Rima setelah beberapa menit dia dicuekin,
"Adnan, nama gue Adnan" Jawab cowok itu tanpa menoleh ke arah Rima,
"Kalau gue " Kata Rima sambil mengulurkan tangannya,
"Rima, nama loe Rima kan?" Kata si cowok tanpa menanggapi uluran tangan Rima dan masih menulis, tak juga memperhatikan raut shok dari Rima. Rima kaget dan nggak menyangka kalau cowok itu tau namanya.
"Dari mana loe tau nama gue?" Tanya Rima penasaran.
"Perasaan kita baru ketemu dua kali ini" Kata Rima lagi, Adnan hanya melirik Rima tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
"Ya elah, ni cowok ditanyain bukannya menjawab tapi malah diam aja, gimana sih ni orang" Bisik Rima dalam hati.
***
Seperti biasa setiap berangkat sekolah Rima selalu telat dan harus memulai pelajaran dengan napas yang masih tersengal - sengal.
Tapi untungnya tak setiap pelajaran pertama ia mendapatkan hukuman, hanya di setiap pelajaran bu Lena ia mendapatkan hukuman.
Dan hukuman yang ia jalani sudah hampir 3 minggu dan seprti biasa setiap pulang sekolah Rima harus membersihkan perpustakaan sendirian sebenarnya tidak sendirian tapi ditemani oleh Adnan, yang sering tiba - tiba muncul disaat ia terlelah setelah bersih - bersih ruang perpustakaan.
"Jadi sekarang loe sering ditemani Adnan Rim" Tanya Sisil saat mereka sedang berada di koridor untuk pulang.
Rima hanya mengangguk dan tersenyum saja.
"Ya syukur deh kalau gitu, jadi loe nggak sendirian beres - beresnya" Lanjut Sisil.
"Iya, jadi seru pas beres - beres perpus, ya udah Sil kita berpisah disini. Loe ati - ati ya pulangnya" Kata Rima saat mereka berada ditikungan yang membuat perpisahan kecil karena Sisil harus berbelok menuju gerbang, sedangkan Rima lurus karena akan ke ruang perpustakaan.
"Hem, gue boleh ikut bantuin loe di perpus nggak, gue penasaran ni sama yang namanya Adnan" Kata Sisil sesaat kemudian.
"Hem gimana ya?" Kata Rima seraya berpikir "Oke deh loe boleh ikut tapi loe nggak boleh naksir sama Adnan ya?" Kata Rima sambil pasang tampang waspada ke arah Sisil.
"Ah loe takut banget sih, tenang aja gue nggak bakal ngambil dia dari loe" Kata Sisil, lalu mereka pun pergi ke arah perpustakaan bersama.
Rima dan Sisil membereskan semua peralatan perpustakaan secara bersama - sama dengan diwarnai canda dan tawa.
Setelah selesai mereka pun duduk - duduk di meja baca dan membaca - baca buku dalam hening tanpa ada yang bersuara.
"Eh Rim, emang Adnan biasa datang jam berapa sih?" Tanya Sisil "Perasaan udah lama kita nunggu dia tapi ko' nggak muncul - muncul ya?"
"Ea ni, biasanya dia jam segini udah nongol, tapi ko' nggak ada ya" Jawab Rima,
"Loe yakin kan kalau dia itu manusia?" Tanya Sisil kembali
"Maksud loe?" Jawab Rima penasaran
"Maksud gue dia beneran manusia kaya kita, bukan halusinasi loe ataupun hantu kan?" Kata Sisil merasa ngeri akan apa yang ia katakan
"Huus, ya bukanlah" Jawab Rima sambil mengibas ibaskan tangannya ke depan muka Sisil.
"Dia itu manusia ko' dan gue yakin dia anak sekolah sini" Lanjut Rima
"Loe beneran yakin kalau dia anak sekolah sini? siapa tau dia bukan anak sekolah sini!" Tanya Sisil dengan nada menyelidik.
"Gue sebenernya nggak yakin banget kalau dia anak sekolah sini, tapi emang boleh apa selain anak sekolah sini masuk - masuk ke perpustakaan, bukannya ada larangan ya! selain anak sekolah sini dilarang masuk area sekolah ini" Kata Rima meyakinkan
"Iya bener juga loe, tapi kalau dia anak sekolah sini kira - kira dia ada di kelas berapa ya?" Tanya Sisil kembali.
"Itu dia yang buat bingung , gue nggak pernah liat dia namun seakan - akan dia tau semua tentang gue gitu" Jawab Rima sambil memandang Sisil dengan bingung.
"Yee mana mungkin loe ketemu sama dia? orang loe kalau di sekolah kerjaannya tidur, jadi loe nggak bisa memperhatikan orang lain donk" Kata Sisil dengan nada menyindir.
"Jadi loe nyindir gue ni" Kata Rima memandangnya tajam
"Heheheh, peace peace ternyata ada yang tersindir toh hehehhehe" Kata Sisil dengan senyum yang dibuat - buat.
"Udah ah pulang yuk, mungkin hari ini dia memang nggak kesini" Kata Rima sambil beranjak dari tempat duduknya dan melangkah pergi dengan diikuti oleh Sisil dibelakangnya.
Thursday, 7 March 2013
Cerpen Remaja : Cerpen Sajak Cinta Untuk Rima part 2
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment