Masih ingat? Author pernah menulis cerita tentang 3 sekawan yang lola dan lemot??
sekarang ini cerpen seputar mereka nih 
Meet Baca ya All
Cerpen Misteri Lucu " Cerpen Salah Hantu Three Lola"
Three  Lola adalah sebutan genk untuk Ipe, Ipi dan Pi'i mereka bersahabat baik  semenjak SMP, kini mereka sudah berada di sekolah menengah atas alias  SMA.
Ceritanya  di sekolah mereka sedang diadakan kemah untuk menyambut hari pramuka  yang jatuh pada tanggal 14 Agustus,( Kalau nggak salah sih tanggal  segitu ya??) di bumi perkemahan si kucing di daerah tempat tinggal  mereka.
Semua  persiapan sudah mereka persiapkan sedari jauh - jauh hari sebelum hari  keberangkatan mereka, Kini tiba saatnya sekolah mereka kemah semua siswa  dikumpulkan untuk sekedar mengabsen  dan mengecek barang kali ada yang  ketinggalan sebelum berangkat ke tujuan.
Para  ketua regu masing - masing mengabsen anggotanya, semua sudah siap namun  hanya ada satu siswi yang belum menampakkan batang hidungnya.
"Aduhh,  Ipi kemana sih? ko' belum keliatan juga" Kata Pi'i sambil menengok ke  kanan dan ke kiri di pertigaan jalan menuju sekolahnya.
"Gimana? udah keliatan Ipinya?" Tanya Kakak kelas yang bernama Rangga selaku ketua rombongan mereka.
"Belum kak" Jawab Pi'i sambil menggeleng lemah.
"Mungkin  dia nggak jadi ikut, kita tinggal aja lah udah terlalu lama kita  nungguin dia, ayo berangkat" Kata Kak Rangga sambil menuju kendaraan  yang akan mereka tumpangi.
Pi'i  hanya bisa menurut karena dirasa Ipi sudah sangat terlambat dari jam  yang ditentukan. Saat Truk yang ditumpangi mulai bergerak  meninggalkan  sekolah dan akhirnya keluar dari pelantaran sekolah menuju jalan raya  tiba - tiba sang supir menginjak rem dengan sangat mendadak membuat para  penumpang yang dibelakang berayun ke bagian depan dengan saling  bertubrukan.
"Haduh  pak supir hati - hati donk" Jerit mereka kesal karena ulah pak supir  sambil mengusap - ngusap bagian tubuh mereka yang sakit karena tubrukan  kecil tadi.
"Maaf tiba - tiba ada orang didepan" Kata Pak Sopir meminta maaf.
Terlihat Ipi sedang berlari dari arah depan ke arah belakang lewat arah samping.
"Loh Ipi kamu dari tadi kami tungguin loh, cepetan naik" Kata Kak Rangga yang kebetulan ada di bagian paling belakang.
Kenet  supir membuka pintu belakang agar Ipi bisa naik dengan dibantu kak  Rangga akhirnya dia bisa naik juga. Lalu truk pun kembali berlaju.
"Kamu  ko' bisa telat sih Ip?" Tanya Ipe saat Ipi sudah berada di dekatnya,  Ipi udah mau menjawab dengan membuka mulutnya namun  didahului  oleh  Pi'i.
"Iya  kita udah nunggu kamu lebih dari setengah jam loh, udah gitu kenapa  bawa banyak barang segala?" Tanya Pi'i sambil memandangi tas Ipi  didepannya terdiri dari satu tas ransel, satu tas slempang kecil dan  satu tas jinjing. Sekali lagi Ipi sudah bersiap - siap mau menjawab  pertanyaan kedua teman akrabnya namun didahului lagi oleh orang lain.
"Ya ampun Ipi kamu bawa berbagai tipe tas mau jualan ya??" Tanya Rina teman mereka? Semua orang tertawa mendengarnya.
"Yee,tanyanya satu - satu donk, kalau kaya gini kan Ipi bingung jawabnya gimana" Jawab Ipi dengan nada polosnya.
"Ya udah sekarang kamu jawab pertanyaan pertama kenapa kamu telat?" Tanya Kak Rangga dengan nada mengintrogasi.
Ipi  menarik napas sebelum menjawab pertanyaan kak Rangga, kakak kelasnya.  "Aku nggak telat kak, tapi nunggu kalian yang  lama banget?" Jawab Ipi  sambil memandang satu persatu temannya.
"Nunggu  kita? Lah bukannya kita juga nunggu kamu?" Tanya Ipe dengan nada  bingung, para penumpang pun manggut - manggut membenarkan ucapan Ipe.
"Emang  kamu nunggu dimana coba? Bukannya disuruh kumpul di sekolah ya?" Tanya  kak Rangga dengan nada kalem. Lagi - lagi para penumpang manggut -  manggut  kali ini untuk membenarkan ucapan Kak Rangga.
"Eh emang disuruh kumpul di sekolah ya?" Tanya Ipi dengan bingung.
"Iya, emang kamu kira disuruh nunggu dimana?" Tanya Pi'i dengan mata yang disipitkan.
"Hem,  aku kira disuruh nunggu didepan jalan pertigaan tadi" Jawab Ipi dengan  nada polos, sekarang para penumpang hanya bisa geleng - geleng tak  percaya karena kelemotan Ipi.
"Dasar  lemot" Teriak semua orang yang ada di belakang truk secara serempak   Ipi hanya bisa menutup telinganya saja, sedangkan Truk melaju dengan  sedikit - sedikit mulai kencang membelah jalan raya melalui  arah  selatan  menuju bumi perkemahan SIKUCING.
***
Setelah  selama perjalanan dua puluh lima menit mereka sampai juga di Bumi  perkemahan yang dimaksud, Hamparan ladang berwarna hijau membentang  didepan mata dengan bukit - bukit mengelilinya, tidak kalah juga dengan  bagraound gunung tinggi menjulang diantara impitan bukit, serta hawa  dingin khas pegunungan menyeruak membuat setiap orang merapatkan  jaketnya.
"Waah indah banget pemandangannya!" Seru Pi'i sambil membentang - bentangkan tangan karena merasa senang.
"Iya  kereen, subhanallah" Ucap Ipe sambil berjalan memasuki lapangan tempat  untuk mendirikan tenda, semua siswa berjalan dengan penuh kekaguman  dengan pemandangan yang disuguhkan oleh sang Khalik, serta tak luput  juga mereka mengagung - agungkan nama sang pencipta atas ciptaannya ini.
"Ipe  , Pi'i tungguin donk" Teriak Ipi dibarisan belakang, otomatis Ipe dan  Pi'i menengok dan menunggu Ipi yang sedang berjalan dengan tertatih -  tatih.
"Makanya  nggak usah bawa terlalu banyak barang, akibatnya kan kesusahan sendiri"  Kata Ipe saat Ipi sudah berada didepannya dan menyerahkan tas  jinjingnya kepada Ipe tanpa mempedulikan perkataan Ipe.
"Aku  bawa barang - barang buat jaga - jaga agar kita sampai ke rumah dengan  selamat jasmani dan rohani" Kata Ipi sambil memberikan tas selempangnya  kepada Pi'i, kemudian berjalan melewati mereka. Ipe dan Pi'i hanya  berpandangan tak mengerti.
"Maksudnya apa sih?" Tanya Pi'i bingung dan dijawab dengan angkatan bahunya Ipe.
"Lah tuh bocah kenapa malah ninggalin kita setelah ngasih kita bawaannya?" Kata Ipe sambil memandang kearah depan.
"Hah  dasar Ipi" Seru mereka sambil berlari dengan tertatih - tatih membawa  bawaan Ipi sedangkan Ipi malah enak - enakkan menikmati pemandangan yang  ada.
Ketua  panitia kemah dibantu dengan para anggotanya membagi peserta kemah  menjadi beberapa regu untuk melakukan beberapa kegiatan. Dihari pertama  mereka tiba tidak banyak kegiatan yang diadakan hanya pembentukan regu  dan membuat tenda karena hari sudah menjelang sore setelah mereka  selesai membuat tenda.
"Ipi  kenapa banyak banget sih barang yang kamu bawa, ada apa aja sih?" Tanya  Ipe saat mereka sudah berada di tenda yang sudah berhasil berdiri.
"Aku  bawa jaket tiga, bawa baju tiga, terus bawa obat - obatan terus bawa  bantal, bawa selimut, bawa sabun mandi, pasta gigi, bawa alat makan  sendiri, perlengkapan sholat, bawa boneka kesayangan aku,bawa snack dan  satu lagi bawa tongkat dan bawang putih dan garam buat jaga - jaga"  Jawab Ipi sambil membongkar tasnya dan mengeluarkan semua peralatan yang  ada didalamnya.
"Lah kenapa bawa jaket banyak banget sih?" Tanya Pi'i sambil mengambil jaket.
"Biar  aku nggak kedinginan kalian kan tau kalau aku nggak suka dingin, Aku  kalau udah kena dingin pasti langsung sakit, kalian nggak mau repot pas  aku sakit kan?"Jawab Ipi cuek,
"Iya  juga sih, Tapi nggak usah bawa terlalu banyak kali" Gumam Pi'i yang tak  terdengar oleh Ipi karena dia masih sibuk memasukan barang - barangnya  kembali ke tas.
"Terus  bawang putih sama garam buat apa? bukannya kita pake sistem katering  ya?" Tanya Ipe sambil mengamati bawang putih sama garam.
"Kamu mau makan bawang putih sama garam ya?" Tanya Pi'i dengan nada polos.
"Ya  nggak lah, aku kan nggak suka bawang putih mentah" Jawab Ipi dengan  terus melakukan kegiatannya memasukan kembali barang - barang kedalam  tasnya.
"Terus?" Tanya Ipe dan Pi'i berbarengan.
"Kalian  tau kan kalau wilayah ini terkenal angker." Kata Ipi sengaja  menggantung kalimatnya, Ipe dan Ipi hanya mengangguk - anggukan  kepalanya.
"Maka  dari itu, aku bawa bawang putih buat melempar makhluk halus kalau -  kalau dia ngeganggu kita" Kata Ipi dengan nada meyakinkan.
"Emang hantu takut sama bawang putih?" Tanya Pi'i
"Takut" Jawab Ipi mantab
"Kata siapa?" Tanya Ipe
"Dari film - film yang aku tonton" Jawabnya riang, Ipe dan Pi'i hanya bisa menghela napas memandang sahabtnya mereka.
"Eh kalian ko' diam aja sih, bantuin beresin donk" Kata Ipi dengan nada menyuruh
"NGGAK MAU" Jawab Ipe dan Pi'i secara serempak dan keluar dari tenda meninggalkan Ipi sendirian.
***
Tidak terasa hari kedua sudah mulai, hari yang terlalu melelahkan sekaligus menyenangkan buat para peserta kemah. 
Semua  kegiatan yang membutuhkan banyak energi serta kekompakan mereka lalui.  Malam ini malam terakhir mereka di bumi perkemahan Sikucing.
Setelah  mengadakan semua kegiatan malam, semua peserta disuruh bergegas tidur  agar bisa bangun pagi - pagi, karena besok ada kegiatan terakhir yang  menanti mereka.
Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 saat Ipe merasa ingin ke toilet dan membangunkan Pi'i dan Ipi.
"Ipi, Pi'i bangun donk" Kata Ipe sambil  mengguncang - guncangkan tubuh Ipi dan Pi'i
"Ada  apa sih Pe, kita baru tidur disuruh bangun lagi" Kata P'i sambil  mengucek - ngucek matanya sambil berusaha mengumpulkan jiwanya agar  bangun.
"Anterin ke toilet yuk" Kata Ipe samibil berusaha menahan panggilan alamnya.
"Kan bisa minta tolong panitia Pe" Jawab Ipi yang masih tiduran tanpa berniat bangun sama sekali.
"Nggak  mau, aku maunya anterin kalian. Ayo udah kebelet banget nih" Ucap Ipe  sambil berdiri dan keluar dari tenda yang disusul dengan Ipi dan Pi'i.
Suasana  luar tenda sangat mencekam, area yang gelap ditambah dengan  hawa  dingin yang merasuk tubuh membuat Ipi dan Pi'i merapatkan jaketnya.  Mereka berjalan kearah toilet yang terletak agak jauh dari tenda mereka,  Ipi, Pi'i dan Ipe berusaha melawan rasa takut mereka sambil terus  berdoa dan menyalakan senter ke arah depan.
"Duuh gelap banget, kita ke tenda aja yuk" Kata Pi'i sambil menarik tangan Ipe dan Ipi.
"Jangan  donk, udah kepalang tanggung ini, bentar lagi juga nyampe. Aku udah  kebelet banget pengen pipis entar kalau aku pipis di tenda gimana?"  Jawab Ipe sambil menarik tangan Pi'i dibantu Ipi agar mengikuti mereka  kembali.
"Ta.....tapi gelap banget udah gitu dingin lagi bikin bulu kudukku berdiri nih" Jawab Pi'i sambil menengok ke kanan dan ke kiri.
"Udah  tenang aja aku bawa bawang putih, kalau kita liat hantu kita lempar  bawang putih ini, dijamin hantunya pasti takut" Kata Ipi sambil  mengancungkan plastik bawang putih didepan wajah Pi'i sama Ipe.
"Untung, kamu bawa itu. Mudah - mudahan nggak ada yang ganggu kita" Jawab Ipe sambil mempererat pegangan tangannya dengan Pi'i.
"A..........ku aamiin aja deh" Kata Pi'i sambil berusaha menahan takutnya.
Mereka  terus berjalan mendekati area toilet, tidak lama kemudian saat mereka  berada dilorong yang menghubungkan toilet dengan area tenda, mereka  melihat sesosok bayangan hitam yang kian lama kian mendekat.
"I..........itu si..............siaaaapa?" Tanya Pi'i yang senternya menangkap sesosok bayangan tersebut.
Bayangan  itu kian lama kian mendekat memperlihatkan sesosok manusia yang  berpakaian hitam dengan wajah yang tak tampak dan berjalan dengan  gontai.
Ipe, Ipi dan Pi'i merasa ketakutan dan tubuh mereka gemetaran saat semakin menmdekatnya sosok itu.
"Ini  ambil satu - satu hitungan ketiga kita lempar dia dengan bawang putih"  Kata Ipi sambil membagikan bawang putih yang dia bawa dengan berusaha  menahan rasa takutnya.
Sesosok itu sudah mendekati mereka dengan jarak kurang dari dua meter dan masih berjalan dengan gontai.
"Saatu,  dua........... Lempar" Kata Ipi yang langsung melempar bawang putih  tanpa menyelesaikan hitungannya. Begitu Ipi melempar Ipe dan Pi'i juga  ikut melempar dengan sembarangan.
"Aduhh...........aduhh...........  Hei - hei hentikan" Kata sosok itu mencoba menampis benda yang di  lempar kearahnya sambil masih berusaha menghindar dengan membungkukkan  badan.
"Aku bilang hentikan, aaawww" Lanjutnya.
Ipi, Ipe dan Pi'i masih terus melempari sosok itu tidak menghiraukan teriakannya, hingga bawang putih yang mereka bawa habis.
"Ya habis gimana nih?" Kata Ipe kepada yang lain sambil ketakutan dan saling berpelukan karena takut.
Sosok yang sedari tadi di lempari oleh mereka meluruskan badannya dan membuka tudung jaket serta masker yang menutupi wajahnya.
Setelah tudung jaket serta masker yang ia kenakan sudah terlepas barulah terlihat siapa sosok tadi.
"KAAK  RANGGA" Teriak Ipe, Ipi dan Pi'i secara bersamaan karena mereka tak  mengira sosok yang mereka kira hantu dan juga telah mereka lempari  bawang putih ternyata adalah kakak kelas mereka sendiri.
"Kenapa?  Kalian baru sadar kalau aku ini kakak kelas kalian? Dasar adik kelas  kurang ajar, sakit semua tau" Kata Kak Rangga sambil mengelus - elus  badannya.
"Maaf  kak, kita nggak sengaja tadi, iyakan temen - temen" Kata Ipe yang  dibalas dengan anggukan kepala oleh Ipi dan Pi'i dengan masih dalam  posisi saling berpelukan.
Kak Rangga menaikkan sebelah alisnya,"Nggak sengaja gimana? Udah jelas - jelas kalian lihat aku" Kata Kak Rangga.
"So....soalnya  kami kira kakak hantu" Ucap Pi'i dengan memperkecil volume suaranya  diakhir kalimat berharap kak Rangga tidak mendengarnya.
"Enak aja, cakep - cakep gini dikira hantu" Jawab Kak Rangga.
"Yee, udah pelan masih aja bisa dengar" Gumam Pi'i
"Kamu ngomong apa?" Tanya kak Rangga yang dibalas gelengan sama Pi'i sambil menundukkan kepalanya.
"Emang kalian mau kemana malam - malam begini?" Tanya Kak Rangga
"Kami mau ke toilet kak" Jawab Ipe.
"Mau aku anter, barangkali kalian takut?" Tanya Kak Rangga dengan nada menggoda sambil menyeringai.
"Nggak  usah kak kita bisa sendiri. Ayo teman - teman" Kata Ipe sambil menarik  kedua tangan temannya berjalan kearah toilet melewati kak Rangga.
"Hem  kalau nggak mau ya udah. Ati - ati ya! Karena kalau kalian berjalan  dalam gelap dengan jumlah ganjil pasti ada sosok lain yang keempat" Kata  Kak Rangga sambil melirik mereka.
Ipe, Ipi dan Pi'i langsung memandang Kak Rangga lalu mempercepat langkah mereka.
Dengan  susah payah mereka melawan rasa takut yang menghantui mereka akhirnya  mereka sampai juga di toilet. Dengan cepat Ipe, Ipi dan Pi'i masuk  kemasing - masing bilik kamar mandi.
Si  Pi'i keluar lebih dulu dari pada Ipe dan Ipi. Pi'i mengedarkan  pandangannya dan menemukan tempat duduk dibawah pohon, karena cape  berdiri Pi'i memutuskan untuk duduk dikursi itu sambil menunggu kedua  temannya.
Pi'i memandang langit - langit yang gelap namun penuh bintang itu sambil tersenyum.
"Subhanallah  langitnya bagus sekali" Kata Pi'i. Lalu terdengar suara gumaman dari  arah sampingnya, Pi'i menengok terlihat orang sedang duduk disampingnya.
Berbaju  terusan putih sampai ke mata kaki, rambut panjang hitam. Pi'i tidak  bisa melihat wajahnya karena orang itu menundukkan membuat rambutnya  menutupi wajahnya.
"Hai  coba lihat deh langitnya bagus banget" Kata Pi'i mencoba menunjukkan  keindahan langit yang ia lihat ke teman disebelahnya. Namun orang yang  disebelahnya tidak merespon sama sekali.
Pi'i  yang masih melihat pemandangan langit merasa penasaran dengan orang  yang ada disebelahnya. Memutuskan untuk menengok dan mengamati orang  yang ada disebelahnya.
Pi'i merasa asing dengan orang yang ada disebelahnya itu.
"Dia  itu siapa sih, apa dia juga masih nunggu temannya yang lagi ke toilet  ya?" Tanya Pi'i dalam hati sambil memperhatikan temannya itu.
"Kamu kelas berapa?" Tanya Pi'i, namun orang itu masih diam sambil menunduk saja. 
"Satu  angkatan denganku apa kakak kelas?" Tanya Pi'i lagi, gadis itu  mendongak memperlihatkan wajahnya yang putih pucat namun tidak terlihat  jelas.
Saat Pi'i masih memperhatikan gadis disebelahnya, terdengar teriakan yang memanggilnya.
"Pi'i ngapain kamu sendirian disitu ayo kita ke tenda lagi" Teriak Ipe dari pintu dekat toilet.
Pi'i langsung berlari ke arah Ipe tanpa mempedulikan teman disebelahnya.
"Ngapain kamu duduk sendirian disitu, ayo cepetan ke tenda aku udah selesai nih" Kata Ipe 
"Tapi  aku nggak sendirian Pe, sama dia" Kata Pi'i sambil menunjuk ke arah  tempat duduk tadi diikuti dengan Ipe yang menoleh ke arah yang ditunjuk  Pi'i.
Terlihat  sesosok gadis dengan busana terusan putij, berambut panjang dengan  wajah pucat dan mata yang menghitam membuat Ipe dan Pi'i langsung  berlari tanpa di komando lebih dahulu.
"AAAACCCCCCCCCCHHHHHHHHHHH HAAAAAAAAAAAAANNNNNTTTTTTTTTTUUUUUUUUU" Teriak mereka sambil lari tunggang langgang.
END
Hallo sobat?
Gimana ceritanya?
Lucu nggak?
Gaje nggak?
Nakutin nggak?
Apa pun ceritanya menurut kalian, semoga kalian terhibur ya?
SEE YOU NEXT TIME 







0 comments:
Post a Comment