Tuesday 24 September 2013

Cerpen Remaja Romantis "Cerpen Cinta Ini Untukmu"

Cerpen Cinta ini untukmu
Halo - halo

ketemu lagi dengan cerpen bersambungnya, Kali ini Author menulis tentang "Cerpen Cinta Ini Untukmu". Meski kemaren - kemaren sempet males bikin cerpen yang berpart - part alias yang bersambung. Sekarang udah nggak males lagi nih! Mumpung lagi giat bikin cerpen yang bersambung.

Silahkan baca readers, kritik dan sarannya aku tunggu loh.

Kalau bisa tinggalkan komen kalian di kolom komentar ya!


Semua siswa - siswi berlari - lari kecil dari area kelas ke arah aula sekolah mereka, termasuk dengan Karin yang sedang ditarik - tarik tangannya oleh Sarah sahabatnya.

"Aduh, pelan - pelan donk Sar, tanganku sakit nih" Keluh Karin saat tangannya dicengkram lebih erat oleh Sarah.

"Ayo Rin. Cepetan biar kita bisa liat pertandingannya si Daren" Kata Sarah yang masih menarik tangan Karin dan seakan - akan tak mendengar keluhan Karin.

Karin hanya bisa pasrah mencoba mensejajarkan langkahnya dengan sahabatnya itu. Sebenarnya dia nggak mau ke Aula tapi karena dipaksa oleh Sarah yang begitu antusias ingin melihat idola para siswi di sekolah alias si Daren yang notabene ketua klub taekwondo disekolahnya untuk bertanding membuat Karin harus ikut merasakan berhimpit - himpitan dengan siswa lain. Padahal kalau Karin bisa memilih ia akan lebih memilih pulang dari pada nonton dan berhimpit - himpitan seperti itu.

Di Aula sekolah sedang diadakan turnamen taekwondo sekabupaten, menimbulkan uforia tersendiri bagi siswa sekolah SMA N 1 itu. Bukan hanya siswa dari sekolah SMA N1 saja namun juga beberapa siswa dari sekolah lain. Semua siswa dari SMA N1 sudah berkumpul saat dibunyikannya bel tanda pulang. Meski sebagai tuan rumah dari turnamen tersebut tapi pihak sekolah tidak membubarkan para siswanya melainkan jadwal belajar mereka berjalan seperti biasa, membuat semua siswa kecewa karena tidak bisa mengikuti turnamen dari awal, hanya anggota klup taekwondo saja yang dibebaskan tidak mengikuti pelajaran.

Sesampainya di Aula Sarah mencoba menerobos kerumunan siswa lain agar bisa lebih dekat untuk menonton pertandingan. Karin yang tidak terlalu antusias dengan pertandingan ini memilih berada di belakang dan tidak berniat mendekat seperti Sarah.

Semua siswa SMA N 1 bersorak - sorai saat perwakilan dari sekolah mereka dipanggil, meski banyak siswa yang mewakili sekolah mereka dalam pertandingan ini, namun hanya satu nama yang diseru - serukan oleh para siswi di sekolah itu.

"Daren....... Daren......... Daren" Suara siswi - siswi itu membahana ketika seseorang memasuki area pertandingan taekwondo. Bahkan suara wasit saat memanggil nama Daren tidak bisa terdengar Karin karena suara teriakan teman - temannya. Karin hanya bisa menggeleng - geleng kepala merasa heran pada sikap semua temannya.

"Seperti apa sih yang namanya Daren sampai mereka antusias banget seperti itu, Apa nggak takut suara mereka bakal ilang setelah keluar dari aula ini" Gumamnya sambil terus memperhatikan sekelilingnya.

Karin tau bahwa orang yang bernama Daren itu terkenal, tapi sampai sekarang sudah kelas dua dia belum pernah bertatap muka dengan orang yang namanya Daren. Selama ini ia hanya mendengar nama Daren dari Sarah yang sangat jelas mengaguminya.

Pikiran Karin kembali terfokus pada pertandingan saat semua teman - temannya bertepuk tangan sambil berteriak heboh. Membuat Karin penasaran dan ingin lebih mendekat kerumunan.

"Sepertinya pertandingannya seru. Aku jadi ingin nonton lebih dekat" Kata Karin sambil mencoba mencari celah agar bisa menerobos ke kerumunan.

Dengan susah payah ia melewati satu persatu siswi yang tidak memberinya jalan untuk mendekat, matanya bisa melihat sesorang yang sedang mencoba melawan dan seseorang lagi mencoba menjatuhkannya.

"Satu orang lagi aku bisa melihat dengan jelas" Pikir Karin, namun saat hampir berhasil melewati orang didepannya Karin kehilangan keseimbangan saat salah satu kakinya menabrak sesuatu yang membuatnya terhuyung kedepan disaat Daren berhasil menjatuhkan lawan dan menguncinya dilantai.

"Owwh tidak, waaah" Teriak Karin sambil menutup mata saat dia berpikir akan mendarat dengan sukses dilantai dengan bibir yang mencium lantai.

Namun beberapa detik yang ia rasakan bukan kerasnya lantai melainkan sesuatu yang kenyal dan basah menyentuh bibir dan juga tangannya. Karin mencoba untuk membuka mata dan saat itu juga matanya bertemu dengan mata coklat dengan tatapan tajam saat meliriknya. Ia terpaku dengan mata coklat itu begitu indah namun juga mengerikan. Pada saat itu juga ia tersadar bahwa bibirnya tidak mendarat dilantai yang keras dan dingin melainkan jatuh di pipi basah penuh keringat seseorang yang berada didepannya.

Seseorang yang kini memandangnya dengan tatapan membunuh dan melecehkan dengan mata coklatnya membuat Karin memundurkan kepalanya untuk bisa melihat lebih jelas siapa yang ada didepannya.

Mata Karin hampir keluar saat dia berhasil memundurkan tubuhnya

"Mampus aku," Gumamnya dalam hati sambil menundukkan kepalanya tidak mampu memandang mata coklat yang kini sedang menatapnya intens.

"Ma...maaf aku nggak sengaja" Ucap Karin lirih saat ia bisa menemukan suaranya kembali.

Namun tak ada jawaban dari seseorang yang berada di hadapannya membuat Karin mendongak untuk melihat reaksi dari si Mata coklat itu. Mata sesorang yang sedang bertanding, seseorang yang kata Sarah cowok tertampan di sekolah, meski Karin baru pertama kali bertatap muka dengan Daren tapi dia pasti tidak salah bahwa cowok yang tidak sengaja diciumnya adalah Daren.

Daren melepaskan musuhnya dan menunjukka Karin tepat didepan mata mbelo Karin,

"Kamu cewek murahan" Desis Daren yang membuat mata Karin lebih melotot dari sebelumnya, Daren lang sung bangkit dan pergi meninggalkan Karin yang mematung karena ucapannya.

"Apaan dia, aku kan nggak sengaja" Kata Karin dalam hati sambil menundukan kepala.

Dari telinga Karin ia bisa mendengar semua orang ber huuuuuuu ria mengejeknya membuat mata memanas.

"Karin" Kata seseorang sambil menyentuh bahunya, Karin yang merasakan sentuhan dibahunya mendongak dan ia mengenali tangan siapa yang menyentuhnya.

"Ayo kita pergi" Ajak Sarah sambil membantu Karin brdiri dan berusaha melewati kerumunan orang - orang yang tadi menontonnya.

"Ih jadi cewek ko' agresif banget sih" Kata seseorang yang tidak dikenal Karin saat mereka melewati kerumunan siswa tersebut.

"Ia murahan banget, ngefans sih ngefans tapi nggak usah agresif gitu juga kali, kayak nggak ada harga dirinya aja" Kata yang lain membuat Karin tak tahan dan memilih berlari dari tempat itu sambil dan membiarkan air matanya mengalir begitu saja.

"Karin tunggu" Kata Sarah yang berusaha mengejar Karin namun Karin tak menghentikan larinya malah terus menghindar dari Sarah.

****

Daren benar - benar kesal karena kejadian tadi, ia melempar handuk dengan kasar.

"Cie yang dapat hadiah ciuman dari seseorang" Kata Bayu dengan terkekeh.

"Nggak lucu" Jawab Daren dengan kasar, Daren sedang meluapkan emosinya diruang ganti yang kebetulan hanya ada Bayu disitu.

"Siapa sih gadis tadi ko' bisa - bisanya agresif gitu, apa dia termasuk fans kamu?, " Tanya Bayu sambil mencoba mengingat - ngingat wajah gadis yang mencium Daren.

"Mana ku Tau" Kata Daren sambil mengangkat bahu tak peduli sambil mengambil handuk yang ia lemparkan untuk mengelap keringatnya kembali.

Pertandingan Daren sudah berakhir dengan imbang karena kejadian tadi membuat Daren tak bisa menjatuhkan lawan dengan sempurna.

"Tapi dia manis juga bro" Kata Bayu lagi

"Emang aku peduli, yang aku peduliin tuh pertandingannya" Kata Daren sambil menghela napas.

"Tenang aja, walaupun kamu imbang tapi poin sekolah kita tinggi bro. Jadi aku yakin kita bisa menang" Kata Bayu menyakinkan Daren lebih tepatnya menenangkannya karena Bayu tau sifat Daren dia ingin membuat sekolah mereka menjadi juara satu di tingkat propinsi bahkan kalau bisa tingkat nasional mestinya dengan menjadi juara pertama sekabupaten dulu.

Daren hanya bisa tersenyum masam mendengar perkataan Bayu meski poin yang sudah dikumpulkan sekolah banyak, tapi jika kita tak bisa memenangkan pertandingannya rasanya sia - sia saja.

****

Setelah puas menangis di halaman belakang sekolah bersama Sarah, Karin pulang kerumah dengan wajah lesu.

"Assalamu alaikum" Ucap Karin saat membuka pintu yang dibalas dengan suara mamanya,

"Waalaikum Salam" Karin mendekat dan mencium tangan mamanya,

"Loh ko' mukanya sedih gitu ada sih?" Tanya sang Mama mendapati wajah Karin yang lesu

"Nggak apa - apa Ma, Karin masuk kamar dulu ya!" Jawabnya dan dibalas dengan anggukan khawatir Mamanya.

Karin berjalan menuju lantai dua dengan lesu, lalu memasuki kamar dan melempar tasnya secara sembarangan.

Ia lalu beralih mendekat ke arah balkon dan duduk di kursi panjang sambil memeluk lututnya.

"Dasar cowok kasar, padahal aku nggak kan sengaja kenapa dia harus berkata seperti itu sih" Gumam Karin sambil memandang lurus ke depan.

"Dia pikir aku fansnya apa? Aku aja baru ketemu dia. Aku beneran nggak sengaja bego" Ucap Karin dengan nada yang lebih tinggi berusaha mengeluarkan semua emosinya.

"Besok harus taruh dimana nih muka, aku pasti dihina - hina semua orang di sekolah. Huuh kalau tau gini tadi aku nggak usah mendekat. Huuh Karin bego" Teriak Karin sambil mengempaskan tubuhnya di bangku itu.

To be Continue.

2 comments:

Raisya Fransiska said...

Gax ada lanjutannya lagi ya kak?😁

Pandu Gunawan said...

Kak ini ceritanya ada lanjutannya nggk